5 Cara Memeluk Diri Sendiri Demi Menjaga Kewarasan

Tatkala banyak hal menyakitkan terjadi, kekecewaan mendera, satu persatu kegagalan mendatangi, saya hanya perlu dipeluk. Begitu pun saat euforia kesuksesan melanda, kegembiraan melingkupi, lagi-lagi saya butuh dipeluk. Bagi saya pelukan jauh lebih berarti dari segala ucapan selamat maupun nasehat.

Pelukan memang tidak lantas membereskan segala masalah dan obat ampuh melenyapkan duka. Namun pelukan selalu mampu menggeser sedikit rasa sesak di hati dan menjadikan lebih lega. Jika memeluk pohon saja bisa meningkatkan kesehatan, apalagi memeluk sesama manusia kan? Karena itu banyak situs yang membahas tentang manfaat pelukan bagi kesehatan jiwa.

Saya sendiri orang yang suka dipeluk, pun sebaliknya. Selalu ada energi yang bisa saya dapatkan usai berpelukan. Namun terkadang ada saat dimana orang-orang terdekat juga sedang berjuang dengan bebannya masing-masing, sehingga lupa bagaimana saling memeluk. Jika saat itu tiba, maka yang bisa saya lakukan adalah memeluk diri sendiri sekencangnya. Meski rasanya berbeda, setidaknya memeluk diri sendiri ini cukup menjadi penambah energi.

Dan berikut ini beberapa cara yang saya lakukan untuk memeluk diri sendiri

Melancong

Meskipun ritme hidup saya tergolong selo dan tidak terlalu cepat seperti mereka yang dipepet jam kantor, tetap saja pergi menjauh sejenak dari rutinitas menjadi kesenangan tersendiri. Sekarang saya tanya, siapa sih yang tidak gemar melancong? Bepergian ke tempat-tempat indah tanpa perlu memikirkan banyak hal, menjajal beragam hal baru, menikmati kuliner lokal, dan melakukan sederet hal yang biasa dilakukan para pelancong.

Melancong adalah jeda yang baik bagi jiwa untuk kembali menemukan ritmenya. Dan bagi ibu beranak satu macam saya, melancong juga cara terbaik untuk memperkuat bonding dengan lelaki kecil saya. Kami sudah lumayan banyak mengunjungi destinasi menarik di dalam kota, kini saatnya merencanakan berpergian ke tempat yang jauh. Luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Sambil terus menabung, tak ada salahnya intip-intip promo tiket pesawat, siapa tau nemu harga murah kan?

pic taken by Alan Nobita
pic taken by Alan Nobita

Nge-gigs

Saya suka mendengarkan musik. Bahkan bisa dibilang saya tidak bisa hidup tanpa musik. Dulu jaman masih jadi anak kos-kosan, saya dan teman-teman kerap meluangkan waktu mendengarkan acara musik di radio Swaragama selepas jam 12 malam hingga dini hari. Momen ini sungguh “sakral”, bahkan kadang bertabur curhat dan airmata. Kini, saya pun selalu mendengarkan musik tiap hari. Meski suara tidak bagus, saya juga gemar berdendang.

Tapi mendengarkan musik di alat pemutar dan menonton pertunjukan musik adalah dua hal yang berbeda. Nonton live performance selalu memberikan rasa bahagia dan energi tersendiri, karena itu saya gemar melakukannya. Aktivitas ngegigs saya berhenti saat hamil Renjana. Kini si bocah hampir berusia tiga, mungkin sudah saatnya saya ajak dia untuk nge-gigs lagi.

nonton java jazz

Membeli dan Membaca Buku

Percayalah, membeli dan membaca buku itu dua hal yang berbeda, dan dua-duanya selalu memberikan kesenangan tersendiri. Jaman masih lajang, saya selalu berhasil melahap buku yang saya beli dengan cepat. Saya rela begadang untuk menyelesaikan membaca buku yang baru dibeli. Tapi ternyata dunia selalu berubah. Kini saya lebih hobi membeli dibanding membaca. Apalagi buku anak masa kini gambarnya lucu dan penuh warna, membuat saya kerap khilaf. Beli, beli, beli, dan ditumpuk di rak. Yang dibuka dan dibacakan untuk Renjana yang favoritnya dia saja. Jika saya membeli buku untuk diri sendiri pun pasti akan selesai dibaca dalam waktu yang lama. Meski begitu, nongkrong di toko buku dan mantengin toko buku online adalah salah satu hal yang membahagiakan dalam hidup.

baca buku
baca buku

Mengejar Matahari

Bukan, ini bukan lagunya Ari Lasso. Melihat matahari terbit mau pun terbenam itu sungguh mengasyikan. Sebenarnya ini bisa masuk dalam bagian melancong juga. Namun saya juga kerap menyaksikan sunrise maupun sunset dari depan rumah, tak harus di tempat jauh. Seorang kawan pernah bertanya “Lah, sunrise dan sunset kan tiap hari ada. Apa istimewanya?”, dan saya enggan menjawabnya. Buat saya mereka selalu istimewa. Melihat matahari terbit maupun terbenam selalu menumbuhkan harapan, juga cinta.

sunrise-sikunir
good morning, universe

Ngobrol

Saya suka sekali ngobrol. Berbincang dengan orang tentang apa saja juga mendengarkan mereka berkisah itu menjadi kesenangan. Karena itu saya termasuk suka bertemu dengan orang-orang baru, bergabung dengan komunitas baru. Awalnya saya biasanya pendiam dan mengamati situasi, tapi percayalah, aslinya saya sangat cerewet dan absurd. Berkumpul bersama sahabat-sahabat terbaik dan saling bertukar kisah selalu memberikan energi tersendiri untuk saya. Jika saya merasa nyaris gila, maka yang biasa saya lakukan adalah menemui kawan, lantas bercakap hal-hal absurd dan penuh tawa. Maka saat itu saya akan kembali waras.

ngobrol sembari melancong
ngobrol sembari melancong

Kalau kalian biasa memeluk diri sendiri dengan cara apa?

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 248

15 Comments

  1. jadi pingin pulang, menikmati pagi di perasawahan selatan kampung, menikmati sunrise dan bebek2 yang lewat mencari makan, salah satu memeluk diri versiku
    pingin

    • Yupz bener banget mas. Makanya camping sama sahabat itu beneran rekreasi banget deh. Meskipun obrolannya seringnya hal yang remeh dan selalu diulang-ulang, tetap saja gak bikin bosen.

  2. Memeluk guling kalau aku mbak 🙂
    Kadang memeluk guling itu juga obat dari capek, dari kzl, dari kesepian, dari dingin :p

    Dan iya bener, harus sering-sering ngepuk-puk diri sendiri dengan caranya masing-masing agar cepat bangkit kembali, semangat lagi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *