Homi Coffee: Segelas Es Kopi dan Kenyamanan Rumah yang Membuat Betah

“Jangan lupa sabtu besok  kita ketemu jam 3 sore di Homi Coffee, ya” sebaris pesan pengingat muncul di layar ponsel. Janji jumpa yang tentu saja saya iyakan. Seminggu berkutat dengan urusan domestik dan pekerjaan yang menyita pikiran membuat saya memerlukan jeda. Rehat sejenak dari rutinitas. Bersua kawan, lantas berbincang random.

Bahkan guna benar-benar mendapatkan waktu pribadi, saya meninggalkan Renjana di rumah bersama ayahnya. Untung bocahnya oke-oke saja. Nampaknya dia tahu jika emaknya kelamaan di rumah lama-lama bisa makin galak dan menakutkan, aaarrrrrrr.

Di waktu yang telah disepakati saya meluncur menuju Homi. Ancer-ancernya cukup jelas, “depan kantor Citranet”. Uhuk, mendadak saya tersedak. Ingat mas-mas di masa lalu yang juga kerja di Citranet. Oke skip, jangan lanjut curcolnya.

Saya tiba di Homi sedikit terlambat. Lagi-lagi kemacetan Jogja yang dijadikan alasan. Saat mengintip dari kaca pintu, sudah ada beberapa teman yang datang lebih dulu dan bercakap di dalam.

Pelan saya buka pintu yang terletak di sisi kanan. Saya disambut dengan aroma kopi yang menguar, lampu redup yang teduh, serta alunan merdu Senar Senja.

langit senja / bawa daku / bermain bersama / di hari yang cerah
kicau burung / bernyanyilah / temani hangatnya / senyuman indahnya
lupakan gundahmu /  luapkan senyummu / lukiskan manisnya
bersenjagurau  / berdua denganku

Wohooo, I love this place! Seru saya dalam hati. Meski baru masuk, saya sudah bisa merasakan suasana yang homy dan cozy. Pandangan saya pun tertumbuh pada satu set sofa di sudut ruangan di mana teman-teman saya sudah duduk. Sofa besar yang empuk berlatar dinding hijau dengan tulisa HOMI di atasnya, seolah memanggil saya untuk merebah.

Saya pun menyapa satu-persatu kawan. Termasuk membangunkan Mbak Indah yang terkantuk-kantuk saking nyamannya berada di Homi Coffee. Sambil meletakkan ransel, mata saya berputar menyelidik tiap sudut ruangan.

Rasanya tepat juga kedai kopi ini menamakan dirinya Homi, sebab suasananya memang sangat nyaman dan homy. Berdasarkan obrolan ngalor-ngidul dengan pengelolanya, sebelum dijadikan kedai kopi dulunya tempat ini merupakan sebuah rumah, kemudian dilakukan sedikit renovasi.

Hmmm, pantas saya desainnya memang seperti rumah. Ada beranda yang cukup luas yang dijadikan smoking area, ada bar di tengah tempat pengunjung memesan menu, ada ruang utama letter L mengelilingi bar, serta ruang di samping yang menjadi working area. Sedangkan di bagian belakang terdapat mushola dan kamar mandi.

Dibandingkan beberapa kedai kopi yang pernah saya singgahi, ukuran Homi Coffee ini terbilang lumayan luas. Berandanya cukup lebar, dilengkapi dengan banyak meja kursi. Bagian ini disediakan bagi para perokok maupun Anda yang ingin ngopi dan ngobrol sembari melihat kondisi lalu lalang manusia di jalan.

Untuk ruang utamanya juga cukup besar. Meja kursinya terbilang banyak, dibagi menjadi beberapa jenis. Ada satu set meja kursi yang bisa untuk duduk berdua atau berempat, ada kursi panjang yang dilapisi busa empuk dan sandaran serta meja-meja kecil, ada juga satu set sofa nyaman seperti yang saya duduki.

Selain dua bagian tersebut, ada lagi satu bagian yang dipisahkan oleh rak partisi yang dipenuhi buku serta hiasan layaknya di rumah. Ruangan tersebut adalah working space. Di ruang tersebut terdapat meja panjang serta deretan kursi yang bisa digunakan beberapa orang sekaligus.

Guna menjaga kenyamanam  maupun privasi, meja tersebut dilengkapi dengan kubikel. Jadi meski duduk berhadap-hadapan, Anda bisa tetap merasa nyaman tanpa harus bertatap muka dan salah tingkah dengan orang di depan. Anda juga bisa lebih konsentrasi dalam bekerja.

Saya sempat bertanya pada Mas Sitam yang langganan nongkrong di Homi, apakah ada biaya member untuk memakai meja di working space tersebut? Ternyata jawabannya sungguh menyenangkan hati. All free. Tak ada biaya khusus yang harus dibayarkan. Pengunjung cukup pesan makan atau minum di Homi, nanti bisa memakai ruangan itu sepuasnya asal masih ada space tersedia. Yak okesip, kapan-kapan bisa dicoba.

Menu Homi Coffee Demangan

Sembari ngobrol ngalor-ngidul, tak lupa kami memesan aneka menu yang disediakan di Homi Coffee. Di tempat ini menu yang ditawarkan sangat beragam, memfasilitasi para pecinta kopi maupun tim non kopi. Menu Kopi pilihannya ada espresso based, manual brewing, hingga es kopi. Harganya dari 20 – 30K.

Menu untuk tim non kopi tak kalah banyaknya. Ada aneka teh, ice blended, coklat, hingga mojito. Harganya juga tidak jauh berda dengan menu kopi, mulai dari 20 – 32K,

daftar harga menu homi cofee

Sebenarnya saya ini tim non kopi, tapi akhir-akhir ini suka sok-sokan minum kopi. Seperti sore itu saya pesan Cold Kiss. Alasannya sepele saja, saya ingin merasakan ciuman dingin *halah. Berhubung Cold Kiss masuk dalam jenis ice coffee, maka pikir saya ya rasanya gitu lah, pasti akan mudah diterima lidah.

Eternyata saya salah dong. Cold Kiss datang dalam gelas besar dan berwarna kopi, nggak terlihat susunya. Saat diicip rasa yang tertinggal di lidah saya pait. Rupanya Cold Kiss memadukan kopi, Sunkist, dan sedikit milk.

Lidah saya langsung bilang “nggak enak” untuk kopi ini. Lantas diiciplah si Cold Kiss sama teman-teman lain, dan mereka bilang “aku suka ini, rasanya enak”. Oh baiklah, emang beda ya lidah yang beneran suka ngopi sama lidah yang kenalnya sebatas yakult!

menu homi coffee

Akhirnya saya memilih untuk ngembat Es Kopi Lutju milik Mbak Ayun. Es Kopi Lutju merupakan signature drink kedai kopi ini. Terbuat dari kopi, susu, dan rum. Kali ini saya benar-benar menikmati tiap teguknya. Rum-nya kerasa banget, enaaaak. Segelas tandas. Lain kali kalau ke Homi saya pasti bakal pesan ini lagi.

Tak hanya minumannya yang beragam, di Homi pilihan makanannya juga cukup banyak. Ada aneka snack, dessert, sampai rice bowl. Ini sungguh memudahkan bagi para “gali pawon” yang mudah lapar di mana-mana. Kadang kan sedih gitu, ngobrol lama di coffeeshop terus lapar, eternyata nggak ada menu nasi jadi harus keluar cari makan, padahal sudah pewe dan mager.

harga makanan homi coffe

Buat emak-emak yang kerap bawa bocah ke mana-mana, banyaknya pilihan makanan yang tersedia juga memudahkan. Kalau saya si menyebutnya “kofisyop ramah anak”. Saat bocah cranky karena bosen nungguin emaknya kelamaan ngobrol, sodorin saja sepiring Manuk Nom atau Es Krim Goreng. Dijamin langsung anteng.

Begitupula saat dia mulai teriak-teriak kelaparan, pesanin saja Fish & Fries, atau Chicken Terayaki, nanti dunia kembali tenang. Emak-emak bisa melanjutkan obrolan tanpa terganggu. Bocah pun senang. Dan ngomong-omong menunya di Homi tu enak-enak lho. Harga makanan di Homi mulai dari 8 – 30K.

Lokasi Homi Coffee

Homi Coffee terletak di Jalan Kenari No 7, Demangan Baru, Caturtunggal, Sleman. Walau tidak terletak di jalan protokol tapi aksesnya gampang banget. Bisa lewat Jalan Demangan atau Jalan Solo. Kawasan ini dekat dengan pusat pertokoan Colombo, kampus Sanata Dharma, Atmajaya, dan SMA De Britto. Makanya kebanyakan pengunjungnya mahasiswa.

Jam Buka Homi Coffee

Homi Coffee buka setiap hari mulai pukul 10.00 – 24.00 WIB. Kalau tujuan kalian datang ke tempat ini untuk belajar atau bekerja yang membutuhkan ketenangan, silakan datang di pagi sampai sore hari. Jelang pukul 5 atau 6 sore, biasanya Homi menjadi semakin ramai dengan orang-orang yang nongkrong dan ngobrol.

Oya, buat kalian yang mau bekerja tak usah khawatir soal colokan (duh apa sih istilahnya?). Hampir di setiap sudut Homy, baik indoor maupun beranda, tersedia colokan. Pemiliknya emang benar-benar mengerti kebutuhan pokok generasi kiwari, ya!

***

Sabtu sore itu saya dan teman-teman menghabiskan waktu engan haha hihi. Ngobrol random, berbagi gelak tawa serta berbagi gossip kabar terkini. Bagi saya yang sosok ekstrovert kumpul-kumpul seperti ini bisa mengecas energi hingga full. Semacam sebuah upaya menjaga kewarasan jiwa.

Ikut eneng ke Homi, yuk?

Menjalani akhir pekan dengan kopi enak, music syahdu, tempat cozy, obrolan seru, serta dikelilingi teman-teman. Apa lagi yang kurang?

Betewe, kapan lagi kita ke mana?

Joga, 2 Agustus 2019
Diketik sambil sedikit mecucu sebab artikel pertama yang ditulis langsung di dashboard malah hilang.
Artikel awal hanya 1000 kata, eh artikel ini malah jadi 1200-an kata dan ditulis dalam waktu sejam saja.
Sungguh ku terharu dan bangga pada diri sendiri!

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

30 Comments

  1. Tempatnya asyik, dan cocok buat nongkrong nih Mak
    Aku kira namanya Kedai Kopi atau Homi Coffe aneka menunya ya berkaitan dg Kopi, ternyaata ada juga yg non kkopi yah.
    Mantul nihh tempatnya Mak
    TFS yah

  2. Wah..gak harus pecinta kopi aja yang mampir nih.., soalnya banyak menu lain juga.., jadi yang penasaran dengan homy bisa mampir ..dan tetap menikmati susasananya yang nyaman…

  3. Waah tempatnya cozy dan homiii bangeet. Serasa di rumah ya Mbak. Kayaknya asyik banget ya ngerjain deadline di sana. Apalagi free dan gak ada iuran anggota. Cukup beli minuman dan makanan aja di sana bisa tenang ngerjin tugas deh.

  4. Menurut mba harga segitu mahal atau standar ya? Ya ampunnnn aku ikut lho mba ngebayangin perasaan mba bisa me time dan ngopi bareng temen. Sepertinya itu jadi sesuatu yang sangat aku rindukan mba. Sejak pindah ke Tangsel ga punya temen2 atau sahabat yang bisa diajak sekedar makan bakso di luar. Maklum sahabat2ku tinggal di bandung semua. Di sini temen2nya sama kayak aku, pada punya anak kecil jd susah tinggalin rumah sedangkan suami tipe yg ga suka jalan2 juga. Jdi aja aku bt di rumah trus *curcol ??. Jadi klo aku jadi mba aku juga pasti seneng bgt ada yang ngajakin ngopi di luar wkwjwj

  5. Wah asyik juga nih kafenya, jadi pengen nongkrong juga pas ke Jogja, tandain ah…emang asyik ngobrol dengan teman-teman, hati senang, otak plong dan sering dapat ide cemerlang dari diskusi gitu ya

  6. Tempatnya memang terlihat cozy banget. Jadi dulunya rumah, terus direnovasi, jadi cafe. Good idea nih. Jogja kalau sore sampai malam pasti ramai banget, ya. Kalau mau niat kerja memang kudu pagi datangnya, jam 10 pas buka langsung deh masuk ke situ 😀

  7. Aw, beneran homi ya mba. Saya suka dikasih ada working space gitu, apalagi gak bayar hehehe. Soalnya me time yg saya butuhkan lebih sering menyendiri untuk ngurusin kerja juga sih.

  8. Ngopih di sini berasa kayak ngopih di rumah ya Mba, tempatnya juga asik buat befotoan, bisa update postingan loh. Btw itu temannya ngopih asik juga yah, jadi bikin betah lama2 gak cum abisa nikmatin kopi saja

  9. Tempat yang cozy untuk ngopi ya Mbaaa, suka deh ambience-nya, pasti bikin betah berlama-lama disana. Bikin ide nulis juga bermunculan, pas untuk Mommies yang kesehariannya berkutat dengan pekerjaan rumah juga nih, little escape yang menyenangkan sambil ngobrol cantik melepas kangen dengan Sahabat. Ahhhh jadi mau ngafeeeee.

  10. Nongkrong di coffee shop ke gini nih yang bikin lupa waktu, tempat nyaman, dan harganya aman dikantong. Kalu ke sleman boleh lah mampir

  11. Emak-emak emang butuh ngopi barengan teman-teman sesekali ya. Di rumah terus bisa bete. Kayak saya nih kalo udah seminggu full di rumah, bawaannya pengen marah-marah wkwk

  12. Tempatnya kelihatan cozy banget. Ada sofa empuk ini yang bikin aku suka. Kalau mau ngobrol lama, pantat dan punggung nggak pegel. Working space free juga ya. Nikmat banget, nih. Semoga kalau pas ke Jogja lagi bisa mampir ke sini.

  13. Woh, tempatnya bener-bener homey seperti namanya! Asyik ada co-working space, bisa nih jadi rujukan kerja saat mudik ke Jogja 😀
    Penasaran sama Es Kopi Lutju, gimana ya saat rum berpadu dengan kopi dan susu kekinian itu.

    Jadi ada apa di Citranet? #eh #dibahasmeneeehhh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *