Camping Ceria di Kalikuning Adventure Park

Kereta Api Wijayakusuma jurusan Jogja – Cilacap sedang bergerak pelan saat saya membaca undangan launching Kalikuning Adventure Park yang disebar di WAG komunitas. Kalikuning Adventure Park? Tempat apa lagi ini? Begitu pikir saya sembari sekrol-sekrol gambar yang juga terlampir dalam undangan.

Ingatan yang saya rawat tentang Kalikuning hanyalah jembatan plunyon yang menjadi lokasi favorit kawan-kawan MAPALA latihan dan mainan tali semacam rappelling juga SRT. Sedikit memundurkan ingatan, Kalikuning adalah tempat saya merasakan patah hati saat melihat gebetan malah dekat dengan kakak tingkat.

Tapi Kalikuning yang ada di foto kiriman panitia sungguh beda dengan Kalikuning dalam kotak kenangan saya. Saya pun penasaran dan tertarik untuk menyambanginya.

Setelah menanyakan berbagai hal, termasuk adakah kuota non blogger untuk Mas Chandra atau tidak, saya gegas mengiyakan undangan dari Balai Taman Nasional Gunung Merapi itu. Menghabiskan akhir pekan sembari camping di dinginnya Kalikuning terdengar menggiurkan.

Beberapa hari jelang kegiatan, panitia dan calon peserta agak harap-harap cemas. Sebab situs ramalan cuaca menunjukkan data bahwa pada sabtu dan minggu, cuaca di lokasi acara akan hujan deras disertai petir. Duh, nyali saya sedikit menciut.

Akhir pekan pun tiba. Meski pagi matahari mau bersinar, jelang siang gerimis mulai turun dan rintiknya membesar menjadi deras. Suami saya berkali-kali menanyakan “yakin hujan-hujan gini mau berangkat ke Kalikuning?”, saya tidak menjawab, hanya menunjukkan gerak tubuh dan wajah bimbang.

Untunglah semesta berbaik hati. Jelang magrib, sekitar pukul 6 sore, hujan mulai reda. Saya pun berkata pada Mas Chandra “Kita berangkat sekarang yuk!” yang dia balas dengan tatapan sebal karena sedari tadi saya asyik mainan ponsel dan bukannya packing.

Usai menata semua barang yang diperlukan, kami pun mulai berkendara ke arah Utara, melewati sepal basah yang memancarkan kilau lampu jalanan. Saat memperhatikan jauh ke depan, deratan lampu-lampu di lereng Merapi dan Kinahrejo terlihat jelas. Aman, berarti di Kalikuning hujan sudah reda.

Tak perlu waktu lama untuk sampai di lokasi acara. Jalanan yang sudah kami hafal serta aksesnya yang mudah membuat perjalanan menjadi cepat. Saat itu nyaris semua peserta sudah berkumpul dan asyik bercengkerama di pendopo sembari menikmati makan malam. Sebagai peserta yang datang akhir-akhir dan sudah terlambat berjam-jam dari jadwal, saya hanya cengar-cengir garing sembari mencari-cari sekiranya ada wajah yang saya kenal. Rupanya ada beberapa, tapi lebih banyak lagi wajah-wajah baru yang asing.

Usai say helo dan sedikit haha hihi, acara pun dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama antara pihak TNGM dengan kelompok masyarakat yang nantinya akan berperan serta dalam pengelolaan Kalikuning Adventure Park. Setelah itu masuk ke acara inti, berupa sarasehan dan launching KAP.

Kalikuning Adventure Park merupakan destinasi wisata teranyar yang dikembangkan oleh Balai TNGM bekerjasama dengan kelompok masyarakat. Dengan mengandalkan keelokan bentang alam Merapi sebagai suguhan utamanya, tempat ini juga menawarkan wisata petualangan, edukasi, serta konservasi.

Beragam fasilitas telah dibangun di kawasan ini, mulai dari spot selfie, play ground area, camping ground, pendopo, mushola, toilet, tempat makan, dan yang teranyar adalah fasilitas tenda family. Pssst, meski namanya tenda family, fasilitas baru ini bukanlah tenda seperti yang biasa digunakan camping orang-orang lho.

tenda family
2

Tenda family merupakan bangunan semi permanen yang dibentuk menyerupai tenda segitiga. Dengan warna cat coklat, sepintas lihat bangunan ini menyaru seperti rumah kayu dalam dongeng-dongeng. Ukurannya mungil, hanya cukup digunakan tidur 4 orang. Bangunan ini dilengkai dengan satu pintu utama yang juga menjadi sumber masuknya cahaya.

Nah, jika teman-teman ingin berkemah dengan cara yang berbeda, menginap di tenda family Kalikuning Adventure Park ini bisa menjadi pilihan. Sebenarnya, kemarin saya dijatah untuk tidur di tenda family bersama Renjana dan 3 kawan lainnya. Tapi karena niat awal saya pengen camping ceria, saya lebih memilih untuk tidur di tenda dome.

Setelah acara malam itu berakhir, peserta yang tidur di tenda dome diantarkan menggunakan mobil patroli menuju camping ground. Saat itu jelang tengah malam, dan mata saya terbelalak lebar saat menyaksikan lansekap Merapi yang demikian megahnya.

Kabut yang sedari siang menghiasi hilang entah kemana. Langit mendadak terbuka, dan cahaya redup rembulan menghunjam bumi dengan malu-malu. Hanya ada sedikit bintang malam itu mungkin karena aku sedang cantik-cantiknya. Saat melihat ke arah utara, saya tercekat. Malam itu Merapi nampak begitu megah juga gagah. Dalam pekat malam dan taburan cahaya rembulan, Merapi memunculkan kharismanya, membuat orang jatuh cinta meski baru sesaat melihatnya.

Dalam jarak hanya 7 km dari puncak, saya melihat sisi lain Merapi. Dia yang misterius, namun juga membius. Pantas saja banyak orang yang selalu rindu untuk  menyapa dan bercengkerama dengannya. Pantas saja para warga di lereng Merapi enggan pergi, meski sang ibu sudah memuntahkan laharnya berkali-kali.

Merapi di kala pagi
Merapi di kala pagi

Puas menikmati Merapi yang tengah semadi dalam hening, saya pun bergegas masuk ke tenda, menyusul Renjana yang asyik menikmati camilan tengah malamnya. Saat itu suasana begitu tenang. Dingin, namun tidak menusuk. Damai. Inilah sensasi yang selalu saya rindukan saat merebahkan diri di keheningan malam.

Semakin malam angin semakin kencang, menampar pucuk-pucuk pohon, menampar tenda-tenda. Tapi saya sungguh beruntung, karena saat itu tenda yang saya pakai adalah tenda baru dengan layer ganda, jadinya angin tak bisa menerobos masuk. Meski di luar suara angin terdengar kencang, kami bertiga bisa tidur dengan nyaman, beralaskan matras dan sleeping bag empuk.

tenda dome
tenda dome 2

Pagi hari sekitar pukul 5 saya terbangun dengan kondisi tubuh sangat segar. Gemerisik daun, paduan suara serangga, semuanya menjadi orchestra pembuka pagi yang menyenangkan. Seandainya ada secangkir cokelat hangat, semua akan terasa begitu sempurna. Sayangnya ada satu hal yang menciderai pagi itu. Deru kendaraan yang melintas di jalan raya membuat pagi hening berubah gaduh. Sayang.

Mumpung bocah masih tidur, saya pun memutuskan untuk mengeksplorasi area camping ground. Rupanya di kawasan in sudah dibangun spot-spot selfie. Beberapa cukup asyik, tapi beberapa lainnya kurang menarik. Latah, kalau boleh saya bilang. Di spot-spot cantik saya sedikit “memaksa” Mas Chandra untuk menjadi fotografer dadakan. Kapan lagi coba bisa poto-poto di lokasi cantik tanpa takut bocor, sepi euuuy.

Maafkan wajah mamak yang tidak terkontrol
Maafkan wajah mamak yang tidak terkontrol
Niat hati pengen foto pake kain biar kekinian, tapi failed.

Puas foto-foto, kami pun kembali ke tenda, membangunkan bocah dan mempersiapkan diri untuk fun trekking keliling Kalikuning. Bagaimana serunya trekking plus “pembabtisan” bocah di air sungai yang brrrr? Tunggu postingan berikutnya yak.

Traveller’s Notes:

  • Kalikuning Adventure Park terletak di Pangukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.
  • Kalikuning Park sangat mudah dijangkau. Dari Jogja, Anda cukup menyusuri Jalan Kaliurang, kemudian sebelum Hotel Eden 2 (Jalan Kaliurang Km 21/22) silakan belok kanan menuju arah Kaliadem. Nantinya Kalikuning Park ada di sisi kiri jalan, tidak terlalu jauh dari pos retribusi. Namun jika masih bingung, gunakan saja google map dengan kata kunci Kalikuning Park.
  • Harga tiket masuk Kalikuning Adventure Park Rp 6.500 (apa 7.500 ya? maap lupa) per orang. Biaya camping Rp 20.000 per orang. Sewa tenda kapasitas 4 Rp 50,000 per malam. Sewa sleeping bag Rp 10.000. Sewa matras Rp 4.000.
  • Khusus untuk fasilitas tenda family alias rumah kayu, harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari paket standar (Rp 600.000), paket deluxe (Rp 850.000), dan paket premium (Rp 1.300.000). Harga tersebut berlaku untuk 4 orang. Harga paket sudah termasuk makan, snack, dan faslitas tambahan lain. Untuk keterangan lebih lanjut Anda bisa menghubungi langsung pihak pengelola pada nomor berikut 085227366230 dan 085643568967.
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

22 Comments

    • Kemarin aku kontak panitia mbak. Mereka tau si kalo aku mesti bawa bocah. Aku kontaknya tanya slot kosong non blogger biar bisa ngajak mas bojo. Eternyata ada, yasudah sekalian camping sekeluarga hehe. Bawa tenda sendiri bisa kok.

  1. Udah pernah denger sih, tapi belum sempat main ke situ.
    Ternyata asik banget ya pemandangannya, terlebih kalau cuaca mendukung..

    Nice share, Teh. Jadi tahu harga sewa nya juga..

  2. Wah, Kalikuning sekarang jadi seperti ini ya ? mantab !
    Terakhir saya kesana sudah belasan tahun lalu. saat itu camping juga tapi di plunyon.
    Kapan-kapan kesana lagi ah….

    • asyik, mbak. cukup seru buat refresh sama keluarga. kalau nginep di tenda family yg rumah pohon itu sudah include biaya trekking, mbak. tapi kalau yg nginep bawa tenda sendiri kayaknya ada biaya tambahan buat guide. kalau udah tau jalannya sebenarnya asyik kok, gampang.

  3. Aku bacanya kok senyum-senyum ya mbak :p
    Ternyata ceritanya tak semenyedihkan kilas balik tempat yang pernah mengingatkan pada patah hati. Nggak hujan, ceraaahh malah. Gunung merapinya terlihat gagah begituu…
    Itu yang rumah-rumah kayu segitiga, apakah di sana sudah dilengkapi fasilitas kamar mandi mbak? lumayannpaketnya ya :p

    • Hayo, apa yang dibayangin kok senyam-senyum?

      Baik rumah kayu maupun camping ground sudah dilengkapi kamar mandi, mbak. Bahkan ada juga pendopo. Jadi misal hujan gede, tendanya bisa diboyong ke pendopo hehe.

      Lumayan cerah sih, tapi belum secerah fotomu di IG itu.

  4. Wow sekarang komennya pake jetpack 😀

    Seneng liatnya di lereng merapi kegiatan wisata semakin ramai. Setelah Lava tour yg kian hari semakin ramai juga. Lalu ada beberapa tempat wisata baru di sana.

    Jadi kangen kemah (((kemaaah))) lagi. Ga usah di gunung, cukup di kakinya aja hahahaha *elus2 dengkul

    • Kayanya uda dari dulu pake jetpack deh, dih gak perhatian sama akyu.

      Iya, Sleman utara sedang bersolek ni. Banyak banget destinasi baru yang aku sendiri belum mengunjunginya.

      Ayo kemaaaah. Gak perlu trekking udah sampai camping ground inih. Suasananya pun udah gunung banget lah.

  5. Kece mbak sha.. diriku penasaran sama dalamnya tenda family.. kira2 kalau ga ada event apa tetep ramai ya di sana? Kayanya seru aja gitu sekali-kali camping ceria bareng keluarga kayak mas bre bareng mama papanya.. ?

  6. Aaaa… Jadi pingin banget liburan di situ. Ini Kalikuning beneran di Jogja kan mbak? Saya udah 10 tahun di Jogja, tapi baru tahu ada tempat kemping seasik itu setelah baca postingan ini hahaha 😀

    Siap2 bikin rencana kemping di situ bareng suami aaah… 🙂

  7. Harga untuk 4 orang, cukup terjangkau juga ya. konsep ekowisata dengan menggabungkan penginapan model ecolodge gini. menarik kalau Jogja diperbanyak tempat2 kaya gini. daripada dibuat spot selfie. hehe

    Kapan2, ayo keluarga travel blogger Jogja bikin gathering di sini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *