Panggilan Kepada Seluruh Juru Gambar

Saya selalu takjub dengan orang yang bisa menggambar dengan bagus. Baik gambar tangan mau pun gambar digital. Beberapa kawan saya yang jago gambar ada Nona Cahaya yang memang anak seni, nona wartawan kece Amelia Ameng, Belindch yang masih sempat corat-coret di tengah kesibukannya sebagai dokter gigi, hingga Pak Puh alias Mas Hendra yang saya tau perjalanan nggambarnya kayak apa.

Melihat hasil karya mereka itu antara takjub dan iri. Takjub karena “kayaknya cuma corat-coret tapi kok hasilnya kece” dan iri karena “kok aku nggak dikarunia talenta kayak mereka sih?”. Jangankan bikin gambar yang enak dilihat, wong bikin garis aja menceng.

Tapi katanya gambar itu bukan cuma perkara talenta, ada juga terselip kerja keras. Meskipun kamu memiliki bakat, tapi kalau nggak pernah dilatih juga bakalan terpendam dan enggak muncul. Sedangkan jika kamu nggak punya bakat tapi terus berlatih, kelak akan terlihat hasilnya.

Lagi-lagi saya jadi ingat Mas Hendra. Saat saya awal mengenalnya sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu, saya nggak pernah melihatnya menggambar. Lantas entah hal apa yang mempengaruhinya, mendadak dia jadi rajin menggambar. Dia selalu membawa peralatan gambar kemana-mana.

Awalnya gambarnya ancur. Tapi dia nggak peduli. Saat di atas kereta yang melaju menuju Jakarta saya sempat merisaknya “kui gambar opo je mas? kok gak jelas ngono” dan dia hanya tertawa. Selain terus berlatih, dia juga menonton video tutorial di youtube. Ternyata usaha nggak mengkhianati hasil. Sekarang gambar-gambarnya kece parah, bahkan belum lama ini dia mengadakan pameran tunggal.

Salah satu hasil karya Pak Puh aka Mas Hendra

Akhir-akhir ini saya pun mulai belajar menggambar lagi. Alasan yang pertama tentu saja tuntutan profesi. Sebagai emak-emak yang punya anak balita, saya menuntut diri sendiri untuk bisa menggambar buat anak saya, minimal bisa nggambarin gajah dan jerapah. Dalan alasan yang kedua adalah buat pamer muahahahahaha (sungguh mulia alasanmu, mak). Ya monmaap, di zaman social media gini kan dikit-dikit bisa jadi modal untuk pamer kan ya? Hehehe.

Saat mulai untuk menggambar lagi saya merasa terintimidasi, lho. Soalnya gambarnya berantakan. Bahkan Renjana nggak bisa ngebedain gambar anjing dan kancil yang saya buat karena mirip ahahahahaha. Bawaannya udah males dan mikir “ngapain sih capek-capek gambar, download aja dipinterest terus di gunting kan bisa”, tapi terus ingat nggak punya printer *sobatmissqueen.

Untungnya saya follow twitternya om @pinotski. Sosok dengan nama asli Wahyu Ichwandardi ini adalah seorang animator dengan karya-karya yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan internasional. Cuitannya di twitter selalu mendorong orang untuk mulai corat-coret di kertas. Menurutnya semua orang pasti bisa menggambar. Bukankah hal pertama yang kita laukan saat kecil dan duduk di bangku TK adalah menggambar? Meski pun masih berupa coretan yang tidak jelas.

Membaca untaian kata mutiara dan motivasi cuitannya saya pun jadi tercerahkan. Benar juga ya? Semua orang itu pada dasarnya bisa menggambar. Perkara bagus dan jelek itu soal selera. Lebih lanjut Mas Pinot bilang jika kita memang ingin bisa menggambar, buang jauh-jauh rasa tidak percaya diri kita. Mulailah anggap gambar kita tidak jelek dan percaya bahwa kita bisa gambar. Kita harus balik lagi menjadi anak SD yang berani berimajinasi dan menuangkannya dalam bentuk gambar.

Terus satu hal lagi yang musti diingat, jangan mudah merasa terintimidasi dengan karya orang. Drawing is an emotional healing exercise. Seperti lazimnya yang terjadi di semesta ini, setiap orang akan berproses dengan caranya sendiri-sendiri. Tidak bisa disamakan satu dengan yang lain. Yang paling penting adalah harus tekun berlatih. Kelak, kita akan menemukan style gambar kita sendiri.

Oya, ngomong-ngomong soal nggambar, selasa kemarin saya baru saja datang ke acara presscon Faber Castell di The Rich Jogja. Tau kan Faber Castell? Produsen alat-alat gambar yang harganya kualitasnya ciamik itu lho. Yang kalau musim ujian juga dicari orang karena punya produk khusus untuk klean-klean yang mau ikut ujian dengan sistem menghitamkan lembar jawaban.

Lanjut…

Jadi, pada Minggu, 28 Oktober 2018 (iya bentar lagi), Faber Castell akan mengadakan Lomba Desain Karakter 2018 “Sport Mania”. Lomba gambar desain karakter yang ditujukan untuk siswa SMP – SMA sederajat ini akan dilangsungkan di The Rich Jogja Hotel Jl. Magelang Km 6 No 18, Yogyakarta.

lomba-desain-karakter-faber-castell

Mengapa temanya “Sport Mania”? Ya tentu saja karena masih berhubungan dengan euphoria ASIAN GAMES yang meninggalkan kesan begitu dalam. Tentunya masih ingat kan perjuangan para atlet untuk bisa mengibarkan merah putih di puncak tertinggi? Masih ingat juga dong perjuangan Anthony Sinisuka Ginting yang berdarah-darah itu?

Nah, bermula dari hal tersebut maka tema lomba ini tercipta. Jadi dalam lomba ini para peserta harus membuat desain karakter yang mampu mewakili semangat berolahraga serta menginspirasi masyarakat untuk terus berolahraga. Kriteria penilaiannya sendiri meliputi ide dan kreativitas, teknik menggambar, kesinambungan objek dan konsep, serta konsep dan keunikan karakter. Nantinya para pemenang akan mendapatkan hadiah uang tunai, produk Art & Graphic Faber Castell, sertifikat, serta hadiah tambahan dari sponsor. Selain itu karya para pemenang juga akan dipamerkan.

Bagi yang tinggal di Jogja bisa langsung mendaftar secara offline di Kantor Harian Kedaulatan Rakyat, Toko Buku Gramedia Sudrman, serta Toko Merah. Sedangkan dari luar kota yang tidak memungkinkan untuk datang ke Jogja sebelum hari H pelaksanaan bisa mengunjungi laman www.lombagambar.com atau official twitter, FB, dan instagram Faber Castell.

Untuk teman-teman yang punya anak, adik, sodara, keponakan, pacar, atau kenalan yang jago gambar, bisa banget tuh ikutan acara ini. Tapi syaratnya harus masih sekolah SMP atau SMA ya. Kalau nggak ada sodaranya ya tulung info ini disebarin aja, dishare di sosmed boleh kok hihihi.

Kalau saya masih menunggu lomba nggambar atau pelatihan menggambar untuk emak-emak dengan tema “bagaimana menggambar hewan yang mudah dan cepat” #halah. Kalau nggak ada ya saya menggambar masa depan dengan yang tercinta aja #uhuk.

Btw, kawan-kawan sendiri ada yang kecilnya pernah ikutan lomba menggambar nggak sih? Saya kok belum pernah, ya?

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

59 Comments

  1. Ketika ada yang bilang kemampuan menggambar itu menurun dari garis keturunan, aku merasa sedih soalnya ayahku jago banget gambar. Menurun sih, ke kakak sama adikku, yang meskipun nggak sejago ayah tapi lumayan lah. Lha aku babar blas 🙁

    • Kayaknya bukan turunan deh, cuma emang apa yang kita lihat sehari-hari pasti akan mempengaruhi kita, kan? La kalo emak bapaknya pinter nggambar dan sedari kecil kita lihatnya itu ya sedikit-sedikit bisa lah. Gabisa gambar gapapa, Lan. Nggambar masa depan yang indah wae #uhuk

    • Ahahahaha, aku sudah nggak pegang penggaris mbak. Menceng gak popo wis. Iyaaa, dulu ku gambarnya ju8ga dua gunung sama sawah. Etapi pemandangan seperti itu emang pemandangan yang kujumpai sehari-hari di kampung sih, ada Sindoro Sumbing berdiri tegak.

  2. aku belum pernah ikutan lomba,
    tapi sejak sd, smp, sma selalu jadi juru gambar di papan tulis kalau ada pelajaran biologi…
    sekarang hobinya cuma beliin kuas, krayon dan buku gambar buat adek, anak dan ponakan

  3. anak saya mba waktu TK ikut lmba pas event tertentu. tapi lama2 kalau ada lomba di luar sekolah ga saya ikutkan karena kayanya bakatnya ngga disiti. dia senang gambar tp masih semau dia coret2 gitu..saya biarkan aja

  4. Apa cuma saya ya, kalau disuruh menggambar itu susah banget. Enggak tahu deh, dari jaman sekolah dulu, hasil gambarku paling jelek 🙁
    Dulu menggambar pemadangan saja hasilnya entah, apalagi kalau ikutan lomba design karakter bersama Faber Castell, pasti punya yang paling ancur. Tapi event begini memang harus ada ya, untuk menggali bakat anak-anak dari SMP – SMA, jadi nanti mereka terdorong untuk menekuni bakat yang mereka miliki.

    • Hihihi kalau kata Om Pinot si nggak ada gambar yg jelek, tapi karena kita mudah merasa terintimidasi n sekitar kita punya standar tersendiri akhirnya yg tertanam di mindset ya gitu. Padahal gambar itu relatif.

  5. Walaupun saya ga jago gambar, tapi ketika menggambar membuat hati senang wlw gambarnya jelek. Wkwk. Mungkin karena dri menggambar kita bisa bebas berkespresi dan berkreasi ya.

  6. Wah, aku dan anakku gak ada yang bakat menggambar nih. Hahaha, kalau pelajaran menggambar pasti deh gambarnya minimalis. Aku share infonya ke teman yang pinter menggambar ya, mba. Makasih lho infonya.

  7. “Drawing is an emotional healing exercise.” bener banget ini bun. Ak sendiri jg ngajarin anak menggambar. Msh hal hal sepele sih, tp dy rajin banget ngulang2 n dy jg sk mewarna. Ak perhatikan mmg emotional healing dy disana. Smg pas udh gede dy bs ikutan lomba faber castell jg ya..

  8. Aku tuh dari dulu pengen bisa ngegambar tapi hasilnya gitu-gitu doang, SD sih rajin ngegambar, tapi sekarang kok malas, yah…hikss

  9. Aku dulu suka ikut lomba gambar.hehe. didaftarin sama ortu. Di kampung juga juara 1. Masih ingat gambar dua gunung beserta matahari di tengah dan jalan yang berkelok. Tapi gunung yang kugambar kuwarnai merah. Haha. Eh malah menang. Dapat hadiah tempat pensil bertingkat yang ngetren di zamannya:)

    • Waaa ternyata mantan juara gambar. Kayaknya nyaris semua anak Indonesia jaman dulu kalau gambar pemandnagan itu mesti 2 gunung dengan mathari di tengahnya deh, mbak. Efek Pak Tino Sidin hihihihi. Kalau anak sekarang gambarnya sudah lebih variatif.

  10. Saya pun meyakini seperti halnya kalimat wise ini “Drawing is an emotional healing exercise. “. Dengan output yang berbeda, semoga menulis pun memiliki manfaat yang sama baiknya dengan menggambar ( harapan saya yang bisanya menggambar bunga, sawah dan gunung yang disinari matahari terbit).

    #Semoga acara lomba menggambarnya berjalan sukses. Lokasinya dueket banget dari rumah, ngarep pengen lihat pas acara lomba berlangsung.

  11. Hehe, emang menggambar tu dimulai dr belajar gambar oret2 gtu ya mbaaakk. Trus kdng yang tau cuma org yg ngerti seni, yg awam gak ehe.
    Wah lombanya menarik ini, cocok buat yang suka gambar dan ingin bakatnya diapresiasi 😀

  12. Aku tuh nggak bisa gambar, bisanya baru mewarnai 😀 😀

    Kalau lihat gambar bagus, jadi bertanya-tanya, apa yang dibayangkan orang yang menggambarnya ya, kok bisa menggambar sebagus itu, hehe ^^

  13. Drawing tuh berarti sama ya mba dengan writing, bisa jadi sarana untuk self healing. Kalau udah asyik drawing rasanya segala beban bisa ikut tergerus seiring goresan pensil, crayon ataupun cat warna.

  14. Haha ideemm saya pun belum pernah mah kalo lomba gambar. Nilai kesenian menggambar aja pas2an banget..Tapi skr malah pengen belajar.. hehe tp yg lewat aplkasi aja kali yaa

  15. Aku mau cerita bahwa aku memang nggak bisa gambar, kalah jauh sama ankku yang bahkan sudah bisa gambar kartun sendiri dengan cerita yang mengalir. Huhu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *