Melayang di Pulau Kepayang

IMG_6495

Tepat menghadap ke Pulau Lengkuas, pulau ini menjanjikan tempat kontemplasi yang sempurna bagi tubuh dan jiwa. Menjadi pusat konservasi penyu sisik dan terumbu karang.

Setelah kurang tidur beberapa hari akibat tumpukan deadline dan keletihan yang memuncak karena perjalanan panjang, tubuh saya pun meronta untuk segera diistirahatkan. Namun ajakan seorang kawan di suatu pagi untuk mengunjungi Pulau Kepayang sangat sayang jika dilewatkan. Lagipula, ini hari kedua saya di Belitung. Sayang sekali jika harus memilih tidur ketimbang menikmati pulau yang terkenal dengan keindahan lautnya ini.

Tanpa pikir panjang, saya segera berkemas dan bergegas masuk ke jeep tua yang telah menunggu di depan. Menghabiskan 20 menit berkendaraan dari Tanjung Pandan melewati jalan aspal mulus, kami pun tiba di Pantai Tanjung Kelayang yang berdekatan dengan Pantai Tanjung Tinggi. Letaknya di Kecamatan Sijuk, Belitung. Selain menjadi titik awal penyebrangan ke Pulau Kepayang, pantai ini pernah menjadi lokasi sandar yatch dalam acara Sail Indonesia 2011.

Dengan perahu kayu tradisional, kami menyebrang menuju Pulau Kepayang. Perjalanan yang menyenangkan. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan yang memanjakan mata. Mulai dari pantai berpasir putih, air laut yang biru jernih, hingga jajaran batu granit yang tegak menantang langit. Granit beraneka ukuran itu tersebar di beberapa titik, membentuk gugusan yang unik sehingga terlihat seperti kepala burung, penyu, kepala hiu, bahkan layar kapal yang terkembang.

Bentuk-bentuk inilah yang kemudian disematkan menjadi nama bebatuan di laut nan indah ini. “Itu batu garuda, terus yang sebelah sana batu malang penyu,” jelas nahkoda perahu, Bang Asro. Setelah hampir 20 menit mengarungi lautan dangkal barat daya Belitung, perahu kecil kami pun merapat di Kepayang. Jajaran batu granit, pohon kelapa, pohon ketapang, dan tulisan “Welcome to Kepayang Island” yang terpaku di sebatang pohon, menyambut kedatangan kami.

Tak sabar, saya segera melompat keluar dari perahu. Ingin rasanya segera mengeksplorasi pulau kecil seluas 14 hektar, yang juga disebut Pulau Babi ini. Berdiri di depan sebuah restoran, terlihat teluk kecil yang dipenuhi batu granit di kedua sisinya. Sedangkan jauh di depan, tampak menara suar Pulau Lengkuas. Sejauh mata memandang terlihat laut jernih nan tenang. Beragam warna membalur, mulai dari hijau muda, hijau, biru muda, biru, hingga biru tua. Sekitar 200 meter di sisi kanan tempat saya duduk terlihat Pulau Tukong. Jika air laut sedang surut, kita bisa berjalan kaki dari Pulau Kepayang menuju pulau kecil tersebut.

Dulu, Pulau Kepayang yang sering menjadi tempat bertelur penyu sisik (Eretmochelys imbricata) ini merupakan pulau tak berpenghuni. Berhubung penyu sisik termasuk jenis penyu yang terancam punah, oleh Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB) yang dipimpin Budi Setiawan, pulau ini dijadikan sebagai basecamp penelitian dan kawasan konservasi penyu dan juga terumbu karang. Pada 2009 lalu, pulau ini dijadikan lokasi wisata ekologi dan edukasi lengkap dengan dive center, restoran, cottage, dan penginapan dengan tarif backpacker.

Puas menyaksikan penyu dan mengitari sebagian pulau untuk mengambil foto, tiba saatnya menjajal snorkeling. Ini pengalaman pertama saya merambah dunia bawah laut. Maklum, selama ini saya lebih sering berkutat dengan kabut gunung dan lembabnya lorong gua. Jujur, saat melihat laut luas saya merasa sedikit takut. Saya tidak bisa berenang dan saat terakhir bermain di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, saya hampir terseret ombak.

Dengan rayuan seorang teman, akhirnya saya pun mencoba menceburkan diri ke laut yang tenang. Awalnya sempat kagok ketika memakai fin dan snorkel. Maklum ini pengalaman pertama. Namun lambat laun mulai terbiasa. Saya pun berenang agak ke tengah, menuju titik dimana ada batu granit yang menjulang ke permukaan laut. Berbeda dengan fauna yang biasa saya jumpai saat mendaki gunung, kali ini saya melihat ikan beraneka warna. Mereka berenang lincah, seolah mengajak saya menari bersama. Deretan rumput laut, lamun, dan terumbu karang turut menghiasi dasar laut.

Selain menyediakan perlengkapan snorkeling, di Pulau Kepayang juga terdapat penyewaan kano dan peralatan selam. Meski belum mahir atau bahkan belum bisa menyelam, kita bisa mengikuti paket penyelaman untuk pemula dengan lokasi penyelaman di sekitar pantai. Sedangkan bagi yang sudah mahir bisa menyelam di perairan antara Pulau Kepayang dan Pulau Lengkuas, tempat tergeletaknya bangkai kapal yang tenggelam (wreck). Konon, sensasi diving di antara batuan granit hanya bisa ditemukan di perairan Belitung dan di Kepulauan Seychelles, Samudera Hindia.

Tanpa terasa saya telah menghabiskan hampir 8 jam bersenang-senang di Pulau Kepayang. Sejatinya saya tertarik untuk menikmati senja di pulau ini, sebab dari beberapa foto yang ditunjukkan seorang kawan, senja di Kepayang sangatlah mempesona. Langit dan laut bertabur cahaya jingga keemasan, dan matahari tampak bulat sempurna di atas mercusuar Pulau Lengkuas, sebelum akhirnya tergelincir di batas cakrawala. Sayang, sore itu langit muram sehingga senja tak terlihat. Meski begitu saya tidak menyesal. (Elisabeth Murni)

————————–

Artikel ini dimuat di Tabloid Prioritas edisi Edisi 68 – Tahun 2 | 20 April – 5 Mei 2013
artikel yang saya muat ulang disini merupakan versi online dan sedikit berbeda dengan versi cetaknya.

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

8 Comments

  1. hihi…travel sejati 😀

    tema blognya kita sama, bukan jodoh kan haha

    hihihihi, tema blog boleh sama, tapi hati sudah satu frekuansi belum nih? #eh :p

  2. ..
    sebenarnya pantai di Lagoi pulau bintan juga mirip dengan pantai di belitung, banyak batu granitnya juga..

    salam hangat dari jogja
    -AtA-
    ..

    Iya, saya pernah lihat foto-fotonya. Tapi keknya disana udah banyak dibangun resort ya mas.

  3. sempet 2 bulan di belitung tengah tahun ini, tapi belum sempat coba diving di laut belitung -_-a. masih susah buat nyari info ttg dive center di beltung…

    mungkin bisa di share kontak dive centernya ??

    nuwun. salam kenal!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *