Menginap Semalam di Ndalem Sardan, Penginapan Nyaman Dekat JEC

Akhir September hingga pertengahan Oktober benar-benar menjadi minggu yang berat buat saya. Tak hanya letih secara fisik, pikiran dan jiwa pun merasakan hal yang sama. Sebenarnya kalau lelah urusan pekerjaan itu hal biasa. Namun sayangnya kali ini penyebabnya berbeda.

Ibuk sakit dan harus opname hingga dua kali. Kondisi yang tidak kunjung membaik bahkan semakin menurun sempat membuat saya memikirkan skenario terburuk. Puji Tuhan semua momen duka itu bisa terlewati. Meski belum pulih benar, kondisi ibuk sedikit demi sedikit berangsur pulih.

Sekembalinya dari Wonosobo, saya sempat ngomong kalau ingin rehat sejenak. Mengambil jeda sebelum melangkah lagi. Niatnya ingin vakansi ke luar kota, tapi waktu dan kondisi tidak memungkinkan. Saat sedang berpikir tiba-tiba seorang kawan berujar bahwa dia mengelola nDalem Sardan Guest House, siapa tau saya ingin rehat sejenak di sana. Aha, tentu saja tawaran itu tidak saya sia-siakan.

Pada sabtu sore yang cukup cerah saya, Mas Chan, dan Renjana berkendara dari Jogja bagian utara menuju kawasan Banguntapan. Seperti biasa, sabtu sore di Jogja jalanan selalu padat. Apalagi pada hari itu (19 Oktober) sedang banyak acara di Jogja, mulai dari pameran, festival budaya, hingga Pasar Keroncong yang ingin saya sambangi.

Jadi, salah satu alasan saya mengapa menginap di nDalem Sardan adalah saya ingin nonton Pasar Keroncong di Kotagede. Berhubung acara berlangsung malam hari dan lokasi yang jauh dari rumah (saya tinggal di Jalan kaliurang KM 10), sepertinya kalau harus bolak balik di malam hari kurang memungkinkan. Kalau mau berangkat sendiri naik Gojek pun rasanya jauh sekali. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menginap di nDalem Sardan yang terletak tak jauh dari JEC.

nDalem Sardan, Hunian Nyaman untuk Keluarga

Berhubung jalanan sore yang cukup padat, kami tiba di nDalem Sardan sudah jelang senja dan memilih kamar deluxe dengan luasan yang paling lega di antara lima kamar standard lainnya. Matahari mulai ruyup di barat, sinarnya lindap, berganti dengan sapuan rona jingga saga di angkasa. Saat mengetahui bahwa guest house ini memiliki balkon menghadap barat, saya langsung bergegas naik guna melihat senja.

Kamar deluxe Ndalem Sardan yang lega dan nyaman
Menikmati langit sore dari balkon Ndalem Sardan

Di Balkon terdapat set meja kursi yang bisa dijadikan tempat ngobrol sambil menyesap secangkir kopi. Kami bertiga pun bersantai di balkon agak lama. Menikmati langit senja yang berubah warna, hingga perlahan memudar dan berganti gelap.

Saat malam tiba, kami kembali turun ke ruang utama. Renjana dan ayahnya sibuk bermain catur, sedangkan saya asyik menonton pertandingan badminton semifinal Denmark Open 2019. Kebetulan kala itu ada beberapa wakil dari Indonesia yang ikut bertanding.

Suasana guest house yang nyaman membuat kami serasa berada di rumah sendiri. Untungnya malam itu hanya kami yang menginap. Sebab guest house ini selain disewakan per kamar juga bisa disewa satu rumah keseluruhan. Jadi malam itu kami serasa menyewa satu rumah, padahal hanya satu kamar, oops…

Ruang bersantai yang cukup luas dan nyaman
Belajar main catur untuk pertama kalinya, terus ketagihan

Berdasarkan obrolan saya dengan pengelola, sebelum dijadikan guest house, bagunan ini dulunya adalah rumah tinggal yang sudah lama tidak dihuni. Bangunannya termasuk berusia tua. Kemudian rumah direnovasi dan dijadikan guest house untuk menerima tamu yang menginap.

Mendengar kata “bangunan tua yang tidak dihuni” jangan langsung bayangkan gedung tua yang misterius dan angker ya! Tentu saja nDalem Sardan jauh dari kesan itu. Guest house ini terletak di perumahan yang cukup padat. Meski begitu suasanya masih tenang dan tidak terlalu bising.

Konsep yang ditawarkan oleh penginapan ini adalah rumah tinggal dengan sentuhan klasik. Hal ini didukung dengan furniturnya yang serba kayu dengan warna dominan cokelat. Lantai tegel kunci semakin menguatkan konsep klasik yang diusung.

Bagi anak-anak muda memang arsitekturnya terkesan kurang fancy dan instagramable. Namun sasaran utama guest house ini adalah untuk keluarga yang membutuhkan penginapan homey laksana di rumah eyang sendiri. Kalau Anda sedang mencari penginapan untuk rombongan keluarga, nDalem Sardan adalah pilihan yang pas.

Deluxe Room Ndalem Sardan

Lokasi guest house ini juga mudah dijangkau dan dekat dari mana-mana. Mau ke JEC? UIN SuKa? Balaikota Jogja? Gembiraloka Zoo? Museum Dirgantara? Ambarukmo Plaza? Semua bisa dijangkau dengan mudah. Jadi misal ada kerabat yang menikah atau saudara yang wisuda di JEC, menginap di nDalem Sardan sangatlah tepat.

Malam itu, gara-gara terlalu asyik bermain catur serta nonton badminton, rencana untuk menyaksikan Pasar Keroncong pun gagal total. Selepas makan malam kami memilih untuk kruntelan di kamar yang nyaman. Saat Renjana tidur, saya dan Mas Chandra asyik marathon nonton film di Iflix hingga pukul 12 malam. Jika tidak ingat bahwa harus ke gereja pagi mungkin kami bisa nonton sampai pagi.

Masak-masak Seru di Dapur nDalem Sardan

Satu hal yang menyenangkan dari nDalem Sardan adalah keberadaan dapurnya yang luas, bersih, dengan alat masak modern. Siapa saja yang menginap di nDalem Sardan boleh memanfaatkan dapur ini untuk masak. Tentu saja bahan makanan membawa sendiri ya! Yang disediakan gratis hanya gula, kopi, dan teh.

Pagi itu berhubung agak selo saya pun mencoba eksplorasi dapur. Kapan lagi coba masak-masak di dapur bagus gini hahaha. Andalan saya tentu saja nasi goreng dan omelet (ya bisanya masak itu doing). Hari itu saya beruntung, ternyata salah satu pegawai nDalem Sardan adalah chef. Jadi saya sekalian minta diajarin masak enak ala-ala restoran gitu.

Dan terbukti benar dong, masakan saya hari itu enak. Mas Chandra mengakuinya hihihi. Sama-sama nasi goreng, kalau bikin di rumah rasanya amburadul, tapi saat di sini kok jadi enak ya. Kami pun memilih sarapan di balkon sambil menikmati langit minggu pagi yang biru cerah.

Kalau teman-teman menginap di nDalem Sardan, teman-teman bisa request mau plus breakfast atau tidak. Jika plus sarapan, nanti pihak guest house yang akan menyediakan. Tapi kalau tidak bisa masak-masak sendiri kaya saya. Peralatan dapurnya terbilang lengkap. Ada microwave juga.

Saya kok bayangin kapan-kapan pengen nginep lagi di tempat ini rame-rame sama geng Beskre, terus malamnya bikin barbeque di balkon. Pasti bakalan seru deh. Abis itu curhat berjamaah semalam suntuk hahaha. Sepertinya ini harus direalisasikan!

Setelah masak-masak dan sarapan, sekitar pukul 9.30 WIB, kami bertiga check out dari nDalem Sardan. Sebenarnya sih Renjana belum mau pulang. Dia masih ingin main scrabble dan nonton youtube. Tapi mengingat kami hendak ke gereja jam 10.00 maka mau nggak mau harus pulang.

Semalam menginap di nDalem Sardan rupanya berhasil menjadi momen jeda yang mampu meresfreh pikiran dan jiwa. Walau isinya cuma golar-goler, nonton, dan ngobrol ngalor-ngidul, justru itu yang menjadi pemantik semangat. Ternyata memang sesekali perlu mengambil jarak dengan rutinitas yang membosankan.

By the way, saya ada pertanyaan nih. Kalau kawan-kawan sendiri saat memutuskan buat staycation atau mencari penginapan di luar kota, hal-hal apa sih yang dipertimbangkan? Bagi di kolom komentar dong!

nDalem Sardan Guest House
Jalan Babadan BB.12, Banguntapan, Yogyakarta
phone: (0274) 5012923  
IG: @ndalemsardan

Jogja, awal pekan minggu terakhir Oktober
dan Renjana masih terus menagih janji mamak untuk beliin papan catur dan scrable gara-gara keasyikan main di nDalem Sardan

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

33 Comments

  1. Kayaknya aku pernah sepedaan lewat depan sini. Seberang jalan JEC belakang kampung apa gitu hahahahah. Tembusannya nanti kalau mau ke Gambira Loka, kalau blusukan.

  2. Paling utama lokasinya. Setelah direncanakan mau kemana saja acara liburan, baru cari penginapan yang terdekat dengan semua tempat tujuan tersebut. Biar hemat di ongkos dan waktu. Enak banget ini guest house punya dapur yang luas dan lengkap. Bisa stock makanan, kalau kelaparan dan malas keluar bisa masak sendiri.

  3. Eyaampun, nyaman dan homy banget penginapannya ya. Kayak di rumah sendiri aja deh. Bisa ngapa-ngapain sampe masak pula. Noted buat referensi kalo ke Jogja. ?

  4. Mbak, pas disebut bangunan lama aku auto berpikir macam macam lho, untung langsung diluruskan sama mbak hihi

    Aku suka bangun lama, tapi tetep aja ada takutnya, dasar penakut akutu. But, menarik sekali ya menginap di guesthouse ini ya. Apalagi homey gitu. Bakalan kerasan tinggal dan ga mau pulang kayak renjana hihi

    • Yaa idemm aku liatnya juga homey banget.. Btw yang aku pertimbangkan kalo mau nginep di luar kota ya fasilitas, image (negatif apa positif tempatnya), keamanan dan kenyamanan, dan yang pasti harga hehe

  5. Beneran kayak rumah sendiri ya mba, aku suka banget suasananya, apalagi dengan perabotan kayu kerasa banget alami. Semoga bisa kesini pas ke Jogja, bikin mupeng penginapannya.

  6. Horor gak sih mba tinggal di satu rumah gede gitu? Aku sering banget pengen nginep di guest house macam ini ketika ke jogja maupun kota lain. Tapi selalu berakhir dengan batal karena rasa takut. Mikirnyanudah yang jelek2. Klo di rumah cuma 1 keluarga trus ada apa2 gmn? Klo di hotel kan seenggalnya rame ya yang nginep.

  7. Asyik ya tempatnya Sha.. Banguntapan, kemana2 juga enak tuh. Nggak pusat kota, tapi nggak jauh banget klo mau ke kota.

    Klo mesti nginep luar kota…pertimbangan pertama, nyari.yang posisinya gampang dijangkau, harganya sesuai kondisi kantong…sama fasilitasnya, minimal ada tv

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *