Cerita #BAKTI Palapa Ring Timur dari Manokwari, Papua

Gunung-gunung, lembah-lembah yang penuh misteri
Kan ku puja s’lalu keindahan alammu yang mempesona

Seorang kawan di Manokwari mengirimkan lirik dan link yotube lagu Tanah Papua saat saya sedang menunggu boarding di Bandara Rendani. “Biar kamu nggak lupa dengan Papua,” tulisnya melalui pesan singkat.  Saya pun segera membuka linknya. Dan entah kenapa, mata saya berkaca-kaca saat lagu ini mengalun lirih dari ponsel. Ada haru yang merebak. Ada rindu yang membayang meski baru saja bertemu.

P81222-131833

Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta pada sosok atau sesuatu yang bahkan kalian belum pernah bersua? Pada sesuatu yang hanya kalian dengar namanya, kalian ikuti kabarnya, atau kalian lihat fotonya. Saya pernah, berkali-kali. Tapi untuk kali ini bukan tentang sosok, melainkan tentang tempat. Saya jatuh cinta pada Papua sejak lama.

Saya lupa kapan kisah cinta ini bermula. Yang saya ingat, saya mulai jatuh cinta padanya setelah mendengar kisah-kisahnya dan melihat gambar maupun video tentangnya. Semakin banyak saya membaca, mendengar, dan melihat dari kejauhan tentangnya, hati saya jatuh semakin dalam. Saya pun merapal mantra supaya suatu saat bisa menjejak di Bumi Cenderawasih.

2011 saya pernah menulis di buku catatan bahwa saya ingin sekali menjejak Baliem. Sepupu saya yang tinggal di Nabire bilang “Baliem jauh, aksesnya sulit dan mahal”. Tapi itu tidak menyurutkan keinginan. Saya mengikuti lomba menulis dengan hadiah ke Baliem. Tapi ternyata saya belum berjodoh dengan Papua.

Hingga 7 tahun kemudian, Tuhan bekerja dengan cara yang tak terduga. Di penghujung tahun, 5 hari jelang natal, saya diterbangkan ke Papua. Bukan Baliem, melainkan Manokwari. Terang saja saya memekik girang. Dream comes true. Papua I’m coming.

Sejak masih di kabin pesawat, hati saya berdegub kencang melihat rimbunnya hutan dan birunya laut dari ketinggian. Saat keluar dari bandara, saya rasanya masih setengah percaya.

Akhirnya saya berjumpa dengan yang dirindukan. Menjejak tanah sekaligus menghidup udara Papua. Di sisi lain saya penasaran, akankah pandangan saya tentang Papua berubah setelah saya bersua dan bertegur sapa?

Selama ini alam Papua dikenal karena kecantikannya yang membius, namun penduduknya seringkali dicap sebaliknya. Banyak stigma negatif yang tersematkan pada orang-orang Papua. Bahkan di Jogja sendiri, membincang orang Papua pasti selalu soal tawuran, mabuk, dan kerusuhan.

Saya sendiri tidak menutup mata akan hal tersebut. Namun saya juga tidak mau menyamaratakan semua orang. Hanya gara-gara segelintir orang yang bertindak buruk lantas menganggap semua orang Papua berkarakter buruk. Saya lebih memilih untuk tidak menjustifikasi sebelum berkomunikasi.

3 hari di Manokwari adalah waktu yang sangat singkat untuk saya bisa mengenal kota ini, terlebih Papua secara luas. Tapi selama 3 hari itu, saya mendapatkan kenangan indah dan pengalaman menyenangkan.

net lanca

Senyum tulus orang-orang, sapaan ramah penduduk pulau, makanan laut yang melimpah dan teramat lezat, musik yang berdentum kencang nyaris di segala penjuru, gunung berselimut halimun, laut biru yang indah, hingga gemerlap cahaya kota di malam hari.

Ada banyak hal tentang Manokwari yang ingin saya kisahkan pada teman-teman semua. Mulai dari Pulau Mansinam yang menjadi saksi sejarah awal peradaban modern orang Papua, lotek di tepi Pantai Pasir Putih yang teramat nikmat, serunya berkunjung ke Pasar Sanggeng dan takjub melihat ikan berukuran besar, indahnya Manokwari di kala malam, hingga asyiknya berjalan di dermaga kayu di antara rimbunnya tegakan mangrove.

Tapi nanti dulu, sebelum saya cerita semua satu persatu saya lebih ingin cerita tentang proyek Palapa Ring Timur dan BAKTI yang membawa saya menuju Papua.

Baca: Panggilan BAKTI dari Bima, Sumbawa

Palapa Ring Timur

palapa-ring-timur

Jadi, apakah Palapa Ring Timur itu? Adakah hubungannya dengan Sumpah Palapa atau Satelit Palapa atau Palapa Muda? Oke stop, sudah mulai receh.

Seperti halnya Sumpah Palapa yang ingin menyatukan nusantara secara geografis, Palapa Ring mengusung semangat untuk menyatukan nusantara dalam hal akses telekomunikasi dan informasi.

Selama ini terdapat kesenjangan digital yang sangat tinggi antara masyarakat yang tinggal kota besar (khususnya Indonesia Barat) dengan wilayah di Indonesia tengah, apalagi Indonesia timur. Jangankan mendapatkan sinyal 4G, sinyal untuk SMS pun masih banyak yang tidak memperolehnya.

Lantas bagaiamana masyarakat Indonesia bisa bersaing di kancah global jika masyarakat yang melek teknologi dan ekonomi digital hanya mereka yang tinggal di kota? Sedangkan kawasan-kawasan lain di pelosok Indonesia tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi. Padahal, mereka memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan.

2. manokwari

Atas alasan itulah pemerintah melalui Kementerian KOMINFO hadir dengan program Palapa Ring.

Proyek ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan kota/kabupaten di Indonesia, khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).

Setelah mangkrak selama 10 tahun, pada pemerintahan Presiden Jokowi proyek Palapa Ring ini kembali dilanjutkan. Proyek ini membangun infrastruktur telekomunikasi berupa penggelaran serat optik (baik di dasar laut maupun di daratan) sepanjang 36.000 km.

Palapa Ring terbagi menjadi 3 area, yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, serta Palapa Ring Timur. Saat ini Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah telah selesai dibangun dan mulai dioperasikan. Sedangkan untuk Palapa Ring Timur pembangunan fisiknya sudah berjalan 87,03% dari target. Manokwari sendiri (dan Papua secara keseluruhan) masuk dalam wilayah Palapa Ring Timur.

Menurut Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Danny Januar, proses pembangunan Palapa Ring Timur merupakan proyek yang paling menantang dibandingkan dua wilayah lainnya. Alamnya yang sulit dan keterbatasan helicopter yang memiliki kemampuan external load menjadi kendala utama. Meski begitu Pak Denny optimis bahwa pada tahun 2019 proyek Palapa Ring Timur bisa selesai.

Mengapa Palapa Ring Penting?

Internet cepat, komunikasi lancar
Internet cepat, komunikasi lancar

Saya ingat betul, bertahun-tahun yang lalu warga net sangat kesal saat salah satu tokoh penting berujar “kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?”. Saya pun termasuk yang pengen misuh. Tentu saja internet yang cepat bisa digunakan untuk download drakor melakukan banyak hal, pak.

Saya termasuk orang yang tidak terlalu paham soal teknologi. Tapi satu yang saya tahu, serat optik mampu mengirimkan data lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan dengan kabel biasa. Dengan adanya Palapa Ring, otomatis kecepatan internet di suatu daerah akan melaju kencang.

Seorang teman yang bekerja di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari sudah merasakan manfaatnya. Beberapa tahun yang lalu, dia merasa sangat kesulitan jika ingin mengolah data. Biasanya dia akan bekerja di sore hari saat pegawai lainnya sudah pulang dan dia satu-satunya yang memakai internet.

Setelah ada jaringan fiber optik, kini dia bisa mengolah data di jam-jam biasa. Internet tak lagi lambat. Hal lainnya adalah kini dia bisa mengikuti rapat jarak jauh dengan kantor pusat di Jakarta. Dulu, saat ada video conference biasanya kantor Manokwari tidak bisa ikut karena sinyal buruk atau jika ikut hanya terdengar suaranya saja, tanpa video. Namun kini semua sudah berubah.

Kedepannya, jika Palapa Ring Timur sudah 100% rampung dan mulai dioperasikan, saya percaya masyarakat bisa mengakses internet dengan mudah juga murah. Mereka jadi bisa mempromosikan daerahnya serta menunjukkan Papua yang sesungguhnya. Bukankah sesuatu yang disajikan oleh pemilik aslinya pasti terasa istimewa dan otentik. Kita jadi bisa memandang Papua dari sudut pandang warganya, bukan sebatas asumsi seperti yang selama ini kerap terjadi.

P81220-102127

Baca: Perjalanan BKATI ke Desa Campa, Menyalakan Harapan di Pelosok Negeri

Seperti harapan yang dilontarkan oleh Bapak Aljabar Makatita (Sekda Manokwari) dalam acara “BAKTI Jelajah Daerah 3T Bersama Media dan Blogger” pada Jumat, 21 Desember 2018 lalu. Adanya Palapa Ring Timur semoga menjadi kebangkitan bagi daerah 3T yang selama ini kekurangan sarana informasi dan telekomunikasi.

Daerah-daerah yang selama ini tertinggal diharapkan mampu berkembang hingga kelak menanggalkan kata Tertinggal, dan hanya menyisakan dua kata, Terluar dan melaju menjadi yang Terdepan. Karena akses informasi adalah hak semua warga Indonesia, tanpa terkecuali, termasuk Papua.

Sungaimu yang deras mengalirkan emas
Syo, ya Tuhan t’rima kasih

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

54 Comments

  1. Envyyyyyyyyyyyyyy!!! hiks

    Ikut terhuraaa aku mba sm “dream comes true”mu ini. Smoga ku ada kesempatan jg. Amin ya tuhan. wkwkwk

    Btw, ku jd inget yg dl sempet viral harga kuota di sana mehongnya naudzubillah itu. Mudah2an pembangunan Indonesia termasuk komunikasi bisa segera merata.

    • Ini beneran nggak nyangka sih hehehe. Gusti maha baik lah ya. Btw semoga dirimu juga bisa menjejak ke sini yak, programnya sama dengan program yang kamu ke Toba ahahahaha. Gantian aku yang pengen ke Toba nih.

      Amiiin, kalau pembangunan fisiknya merata kan ngefek ke SDMnya juga.

  2. kita ga pernah tahu kapan doa-doa dan mimpi itu bisa terkabul ya mba huhu turut bahagia juga lihatnya mba. Btw aku kira ke papua ini mau merayakan natal bareng Bre dan Mas Chan hahah. Aih semoga aku ada kesempatan ke Papua juga entah kapan…

    Semoga segera diselesaikan pembangunannya, biar aksesnya mudah, memudahkan semuanya, terlebih buat pekerja-pekerja yang LDR agar video callnya makin lancar hahah

    • Bener banget, Lidia. Nggak pernah tau kapan Tuhan bekerja mengabulkan mimpi. Padahal kayaknya udah sulit banget sih jalan jauh sorang-sorang, secara ya udah emak-emak ada bocah. Eh tapi nyatanya bisa. Malah langsung dikirim ke tempat jauh berurutan. Amiiin, semoga kamu pun ada kesempatan ke Papua. Cantik banget pulau ini.

      2019 targetnya selesai. Setelah itu baru provider akan masuk karena sudah ada infrastrukturnya. Yup, biar komunikasi makin lancar. LDR pun tetap bisa kangen-kangenan hehehe.

  3. Sama nih Mbak. Aku ada adik kelas anak Teknik Nuklir yang dari Papua sana. Woo jangankan tawuran, anaknya malah pendiem banget. Pinter pula. Ada juga yang urakan, padahal dia cewek, tapi baiknya minta ampun. Urakan ini bukan suka tawuran gitu. Cuma jail dan suka bully aja.
    Pas ngobrol sama temen juga gitu, pernah mikir kenapa ya orang-orang timur itu dikenalnya begitu. Lalu kemudian tersadar kalau nggak semua begitu. Lihat aja yang kuliah di UGM gitu nggak sedikit yang berprestasi kok. Berarti kan mungkin emang per individunya atau pergaulannya.

    Nah soal bakti internet nih, kapan itu aku ke Bromo sama Madakaripura. Itu semuanya masih di Jawa lho. Tapi sinyalnya susah banget. Kadang dapet 4G, kadang geser dikit ilang. Di sini ilang artinya no connection alias gak ada sinyal. Efeknya ya aku nggak bisa beli tiket kereta jadinya hadeeehh.
    Atau denger cerita temen di Ngawi itu aja sinyal masih ilang-ilangan. Hei ini di Jawa lho.

    Pas itu langsung inget, ohh yang Mbak Sha ikut itu tujuannya emang buat memperluas jaringan, bukan untuk memperkuat jaringan. Karena ya biar rata sih pembangunannya.

    • Nah kan bener kan? Iya sih yang reseh emang banyak banget, tapi yang baik dan prestasinya keren juga banyak. Cuma ya gitu, yang negatif biasanya lebih dikenal daripada yang baik-baik. Kalau baca-baca dari berbagai sumber sih ada banyak hal yang mempengaruhi, termasuk keberadaan freeport juga memberi dampak buruk ke kehidupan sosial budaya mereka gitu.

      Ngomong-omong soal susah sinyal, nggak usah jauh-jauh ke Papua atau Bromo, la di rumahku Wonsobo aja susah sinyal ahahahaha. Makanya kalau balik ngenes banget dah. Ngandelin wifi dari balai desa yang dipakai orang sekampung.

      Yap, program pemerintah adalah perluasan jangkauan jaringan. Mereka masuk ke daerah-daerah yang selama ini perusahaan swasta nggak mau masuk karena nggak menguntungkan mereka. Tapi jika infrastruktur fisiknya sudah dibangunin sama pemerintah, provider kan lebih gampang buat masuk. Dana yang mereka keluarkan tidak akan sebesar saat mereka bangun infrastruktur sendiri. Dengan adanya palapa ring ini, daerah-daerah yang awalnya nggak dilirik provider akhirnya bakalan dilirik juga.

  4. Aku pernah merasakan hidup tanpa sinyal, lanjut sinyal bisa pakai antena saja, terus kalau geser sedikit sinyal hilang. Beruntung sekarang sudah aman sinyal.

    Semoga dengan adanya sinyal yang merata, mendekatkan mereka yang juah berjarak dari ujung ke ujung.

    • Lah jangankan Karimunjawa, mas. La wong rumahku di Wonosobo aja nggak ada sinyal kok, ketutup hutan dan bukit ahahaha. Makanya aku kalau balik rumah sama sekali nggak bisa dihubungi. Provider yang sinyalnya nyangkut cuma telkomsel sama smartfren, itu pun timbul tenggelam.

      Untungnya Kominfo ada program internet untuk desa. Jadi di balai dukuh ada semacam antena penangkap wifi atau gimana lah gak paham aku. Dan rumahku dekat balai, jadinya bisa dapat sinyal. Cuma dipakai orang sekampung ya lelet juga hehe.

  5. Ho’oh Mbak, pas dulu aku jualan paket internet milik BUMN itu juga ngadelin Fiber Optik ke calon pelanggan, kabelnya lebih kecil namun kecepatan jauh di atas kecepatan kabel tembaga. Dan tentunya akan lebih tahan terhadap cuaca, mau hujan atau mendung, jaringan tetap lancar dengan latency yang rendah.

    Semoga 2019 target bisa tercapai, sehingga Indonesia segera bisa memiliki Big Data untuk masing-masing kabupaten/kota.

    • Tadinya tuh aku nggak paham lho mas soal kabel tembaga dan fiber optik ini. Gara-gara lihat langsung ke NOC Palapa Ring di Manokwari akhirnya jadi tau. Sempat masuk juga ke bangunannya yang isinya kabel gitu dan jadi paham. Iya, apalagi untuk daerah2 dengan kondisi cuaca dan geografis yang “liar” macam Papua ini sangat efektif ya.

      Amiiin, target 2020 merdeka sinyal beneran bisa terwujud ya.

      • Dulu aku pas di 3T, hape kudu nempel ke tembok dengan posisi terbalik, kalau geser dikit sinyal hilang, jadi nek ngirim SMS kudu diketik dulu, baru diposisikan njengking, pencet send. Wkwkkw
        Aku rindu jaman itu, wkwkw jaman dimana sinyal edge penuh tapi gak bisa browsing atau terima wasap ….

  6. Belum Pernah ke papua, Dan sama dengan kakak, hanya bisa merapal doa kelak bis menjejak bumi papua khususnya lembah Baliem. Ikut sneeng kak, kahirnya bisa ke papua, semoga next bisa ke Baliem. Mungkin berangan? Amin. Semesta Mendukung

  7. Baiklah kumulai merapal Doa, Semoga bisa ke Papu. Dulu kakakku 2 tahun ditugaskan di Papua. Dia sering ceritra tentang papua. kebetulan dia tahu banget klo aku pingin ke Papua. Dari dia aku tahu klo papua itu jauhhhhh banget keadannya dibandingkan dengan kita yang ada di Jawa. Mulai dari kemanan, harg apoko makanan dan Teknologi apalagi. Ikut Seneng, saudara di papua mendapatkan akses internet lebih baik lagi. Dan semoag mereka bisa memperomosikan wisata, budaya sehingga dikenal lebih baik lagi. Bukan sekedar berita berita “ngeri”.

    Ayoooo Papua, kita Bisa.

    • Saat mau berangkat ke Papua aku juga mikir perbedaannya bakalan njeglek banget dengan di Jawa, khususnya soal harga-harga. Tapi ternyata ku kaget, mbak. Soal makanan nggak terlalu jauh perbedaannya. Atau mungkin karena aku datang ke kota pesisir ya, sekaligus ibu kota provinsi. Kalau yang di pegunungan pasti tetap bedanya banyak. Kemarin aku jajan es sirup cuma bayar 2ribu hihihi.

      Soal pembangunan infrastruktur juga mulai merata. Apalagi sekarang tak jauh dari Kota Manokwari sudah dibangun pabrik semen, jadi harganya udah lebih murah dibandingkan bertahun-tahun lalu. Sempat tanya juga ke driver yang nganterin kemana-mana gimana soal harga BBM dan ketersediaannya, ternyata harganya sama dan nggak sulit nyari.

      Iya, mbak. Saya berharap setelah internet lancar masyarakat Papua bisa mengenalkan potensi mereka sendiri kepada dunia.

  8. Keren dirimu mamaknya Bre. Kapan ya aku bisa ke Papua, sejak 2 tahun lalu mupeng berat mbak. Bisa menikmati alamnya, menghirup udara disana. Btw, kisahnya penuh haru. Ikut bangga pokoke ?

    • Hehe, all by His grace mbak. Gusti yang maha keren bisa bawa saya ke Bumi Cenderawasih.
      Percaya saja, kelak akan ada caranya Gusti membawa Mb Riana ke tempat ini hehehe. Papua cantik sekali btw.

  9. Saya pernah menulis esai tentang proyek Palapa Ring ini tahun lalu dan memang, seperti yang mbak tulis bahwa :

    “Daerah-daerah yang selama ini tertinggal diharapkan mampu berkembang hingga kelak menanggalkan kata Tertinggal, dan hanya menyisakan dua kata, Terluar dan melaju menjadi yang Terdepan. Karena akses informasi adalah hak semua warga Indonesia, tanpa terkecuali, termasuk Papua.”

    Sepakat banget untuk part ini, Pemerintah kudu berbenah, Indonesia luas. Pemerintah tidak boleh terlalu jawasentris dalam pembangunan infrastruktur. Daerah dengan kategori 3T dan Indonesia Timur patut diperhatikann, biar tidak tejadi kesenjangan sosial. Juga biar akses pendidikan, teknologi, dan informasi di daerah ini berkembang menjadi lebih baik.

    Saya dulu pas kuliah pernah pengen ke Papua, pernah daftar semacam program pemuda untuk pemberdayaan Indonesia wilayah Papua, Tapi yang daftar ternyata banyak. Saya belum terpilih dan tertakdir ke Papua. Semoga kelak saya bisa menjejak Papua. Melalui tulisan. Seperti Mbak Elizabeth ini. 🙂

    • Waaaaah, jadi pengen baca tulisannya mbak. Aku lho, tahu Palapa Ring malah belum lama.

      Bersyukur ya pemerintah sekarang memang komitmen banget untuk membangun Indonesia dari pinggiran dan dari daerah terluar, bukan jawasentris lagi. Karena kalau dareh 3Tnya sudah maju dan tercover akses, maka pembangunan ke dalamnya akan lebih mudah.

      Nggak ada mimpi yang terlalu tinggi. Semoga kelak bisa menjejak ke Papua dan berkontribusi untuk masyarakat sana dengan cara apapun.

  10. Walah, mangkrak 10 tahun, lama banget ya. Hail Jokowi! #eh

    “Kalau internet cepat buat apa?”
    Duh pak, saya yang buruh digital ini tersinggung lho dengernya, pak. Dari saya aja bapak bisa melihat bahwa internet bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan, baik wiraswasta maupun korporat. Bapak ini kok nggak tau perkembangan jaman sih, hahaha.

    • Terlepas dari banyak kekurangannya, tapi kabinet kerja Pak Jokowi ini beneran terasa hasilnya deh Nugi. Apalagi di daerah-daerah luar jawa gini, pembangunannya terasa banget. Dan semoga itu akan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

      Muahahahahaha, padahal katanya menteri nganu ya ahahahaha, emoh sebut merk ah.

    • Iya mbak, pengalaman yang nggak bakal terlupakan. Perjalanan ini juga semacam menjadi kado indah menjelang natal. Senengnya dobel-dobel hehehe.

      Amiiin, pembangunan merata dan dimulai dari pinggiran.

  11. Semoga saudara kita di Papua segera bisa merasakan pembangunan merata dan adil seperti di pulau Jawa ya mak. Aku juga pengin berkesempatan sampai Papua dan menikmati kuliner dan keindahan wisatanya.

  12. Keren, dream come true bisa jalan2 ke papua, btw ada cerita yg hilang, knp bisa tiba2 ke papua 5 hari menjelang natal?

    • Ohiyaaa, saya nggak cerita dengan jelas ya hehehe. Jadi saya diundang untuk ikut acara BAKTI jelajah Daerah 3T Bersama Media dan Blogger. BAKTI ini ada di bawah Kementerian Kominfo, mbak 🙂

  13. Kuasa Tuhan yah mimpi mba terwujud juga, jadi blogger memang mengasyikkan ? makin keren nih sektor pembangunan di Indonesia, makin diperthikan daerah2 yg susah terjangkau telekomunikasinya smga ke depannya jauh lbh baik lagi ?

    • Yup, all by His grace mbak.

      Kalau dulu pembangunan terposat di Indonesia Barat dan khususnya Jawa, sekarang sudah ke seluruh penjuru Indonesia mbak. Daerah-daerah 3T sudah mulai merasakan dampak pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.

  14. Asyiknya bisa jalan2 ke Papua…alamnya lebih asri dan tenang…gak ramai pengunjung kali ya…

    Travelling kesana gak takut ilang sinyal lagi ., komunikasi telah menjangkau…pelosok.

    Btw aku sampai sekarang masih familiar dengan irian jaya ketika melihat peta nya…wkwkwkwk generasi tua..

    • Ahahahaha, Irian Jaya, lawas banget mbak.
      Iya Papua yang saya kunjungi ini meski ibu kota provinsi tapi nggak terlalu riuh. Masih tenang dan nyaman. Etapi itu baru pengalman 3 hari aja si, jadi sangat subyektif.

  15. Palapa Ring Timur bisa membantu Papua untuk akses informasi dan teknologi. Pembangunan Papua pun bisa dinikmati lebih merapa. Mantaap mbak Sasha cerita tentang Papuanya..

  16. Papua memang tempat yang indah dan wajib dikunjungi. Salah satu tempat yang ingin saya kunjungi juga..

    Semoga dengan hadirnya Palapa Ring komunikasi di Papua makin lancar dan tiada hambatan. Keren Kominfo nih…

    • Meski baru berkunjung ke satu bagian saja tapi saya sudah berani bilang kalau alam Papua cantik sekali. Membius. Kalau ada dana dan kesempatan layak banget untuk dikunjungi.

      Palapa Ring ini jadi salah satu program nyata Kominfo untuk pemerataan akses komunikasi di seluruh Indonesia.

  17. Senang banget ya mbak, impiannya bisa tercapai untuk pergi ke Papua. Aku juga pernah sih mengalami hal yang kayak gini, jatuh cinta sama tempatnya dan selalu merasa ingin kembali kesana lagi untuk melakukan sesuatu hal dan menuliskannya di blog.

    Btw Palapa Ring ini sangat membantu sekali ya nantinya karena penduduk disana jadi bisa memanfaatkannya dengan baik. Apalagi diera seperti sekarang ini yang apa-apa memang sudah dapat di akses melalui internet.

    • Ternyata saya nggak sendirian ya, ada banyak orang yang jatuh cinta dengan suatu tempat dan ingin mengunjunginya.

      bener mbak. Di era serba digital seperti ini Palapa Ring akan sangat membantu dalam akselerasi telekomunikasi. Nantinya diharapkan warga di daerah juga bisa bersaing di kancah global, nggak kalah dengan orang-orang kota.

  18. Aku salfok dengan alamnya. Manokwari dan Papua secara umum memang punya alam yang menakjubkan ya. Aku kepengen banget ke sana. Semoga suatu saat berkesempatan menginjakkan kaki di sana. Dan salut dengan program Palapa Ring ini. Bikin Papua lebih maju dengan bisa mengaksesnya internet di sana.

    • Beneran cantik mbak Papua. Buat pecinta laut maupun pecinta gunung, semua tersedia tinggal pilih mau mengeksplorasi yang mana. Amiiiiin, semoga suatu saat bisa menjejak di Papua ya mbak.

  19. Yes! komunikasi lancar seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia. Yang di kota besar udah menikmati 4G tapi di daerah-daerah masih banyak yang ketemu sinyal aja udah bagus. Aku mau dong ke Papua. Mau menyapa ikan dan terumbu karang di Raja Ampat.

    • Iya mbak, karena komunikasi yang lancar hak seluruh anak bangsa kan ya. Kemarin saat transit di Bandara Sorong kami sempat foto di konter wisata rasa Ampat, setidaknya foto disitu dulu, ke raja ampatnya menyusul kapan-kapan ahahaha.

  20. Semoga daerah timur bisa juga menikmati kemudahan komunikasi sama dengan saudara-saudara yang ada di daerah lain, yang telah lebih dulu memiliki berbagai fasilitas komunikasi.

  21. Alhamdulilllah kemajuan berlahan dinikmati seluruh pelosok tanah air dan memang semestinya spt itu ya…semoga makin cepat merata dan menyebar semua kemudahan yg sdh kita nikmati duluan d pulau jawa termasuk layanan 4G

  22. Senang banget baca tulisannya mbak..aku salut dengan adanya Palapa Ring ini, jadi masyarakat Papua bisa memanfaatkan kecepatan internet untuk memajukan potensi daerah mereka. Semoga Papua semakin maju ya..

  23. Pemandangan alamnya bikin sejuk dan teneram di hati.
    Bikin pengen berlama lama saja rasanya.

    Anakku juga pasti suka diajak lihat kondisi pesawat dan alam indah seperti ini.

  24. Saya sangat berharap wilayah Indonesia bagian timur pun beroleh pemerataan pembangunan. Semoga proyek Palapa Ring itu bisa lancar sehingga mengundang banyak penyedia jasa provider agar datang dan bisa mengembangkan Papua agar kian maju serta lancar internetnbya.
    ‘Kan sedih kalau zaman yang berkembang sedemikian canggih namun wilayah Indonesia bagian timur masih stagnan.
    Saya baru tahu Sash tinggal di Wonosobo dan kerap kesulitan sinyal, duh. Alam adalah tantangan utama bagi para pengguna internet, tinggal apakah penyedia jasa provider sanggup menyajikan yang terbaik. Yang sabar, Sash.
    Semoga Indonesia kian maju pembangunan teknolgi komunikasinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *