Petualangan ke Negeri Dongeng Bersama So Good CERDIK

Malam belum terlalu tua saat kabut tebal datang dan melingkupi seluruh desa. Suasana pun menjadi semakin dingin dan basah, membuat orang-orang enggan keluar rumah. Di salah satu rumah mungil yang berada tepat di tepi kali, seorang anak perempuan meringkuk di balik selimut tebal sembari mendengarkan ayahnya mendongeng.

Pada zaman dahulu ada seekor ayam jantan perkasa. Dia bersahabat dengan seekor kambing. Saat itu, bentuk ayam dan kambing belum seperti saat ini. Ayam jantan memiliki dua tanduk di kepalanya, sedangkan kambing tidak. Suatu hari, kambing berkata kepada ayam ,

“Hai ayam, bolehkah aku pinjam tandukmu sehari saja? Aku ingin terlihat gagah sepertimu”
“Karena kau sahabatku, tentu saja aku mau meminjamkan tanduk ini kepadamu, Kambing. Tapi sehari saja ya, dan jangan sampai hilang”.

Lalu ayam mencopot tanduknya  dan memakaikannya di kepala Kambing. Kambing yang senang lantas berlari pergi dan memamerkan tanduk barunya pada kawanannya. Keesokan harinya, saat ayam ingin meminta tanduknya kembali ternyata kambing tidak ada. Begitu pun hari-hari selanjutnya. Kambing tak pernah datang untuk mengembalikan tanduknya kepada ayam. Hingga saat ini. Karena itu setiap pagi ayam pun berkokok “ndi sungukuuuuuuu” (mana tandukkuuuu?) yang terdengar menjadi “Kukuruyuuuuuuuuk” dan kambing menjawab “suk mbeeeen, suk mbeeeen” (besoook, besooooook) dan didengar manusia menjadi “embeeeeek, embeeeeek”.

***

Dari sekian banyak hal menyenangkan di masa kanak, salah satu hal yang paling membekas di ingatan adalah ritual mendengarkan dongeng. Setiap hari, seusai mencuci kaki dan gosok gigi, saya akan menyusup di antara bapak ibu, kemudian meminta bapak untuk mendongeng.

Lantas bapak akan bertanya saya mau didongengi apa. Biasanya saya menyebutkan tokoh utama, misalnya “Kancil dan Harimau”, nanti bapak langsung memulai cerita. Bahkan saking pintarnya berimprovisasi, tokoh apa pun yang saya minta, bapak pasti bisa membuat cerita meski terkadang absurd. Salah satu kisah yang terus saya ingat hingga dewasa tentu saja kisah “Ayam dan Kambing” ini.

Momen mendengarkan dongeng bapak di malam hari adalah waktu kebersamaan terbaik yang saya ingat bersama bapak. Momen yang sangat berkesan dan mempengaruhi masa depan serta pilihan-pilihan hidup saya.

Ternyata artikel-artikel yang saya baca soal manfaat mendongeng itu benar adanya. Saya sudah membuktikan. Mendongeng bukan hanya sarana hiburan semata, melainkan bisa meningkatkan keterampilan berbicara, mengembangkan kemampuan berbahasa, meningkatkan minat baca, merangsang imajinasi dan kreativitas, mengembangkan emosi, mengenalkan nilai moral, mempererat bonding orang tua dan anak, serta sederet hal positif lainnya.

Berkaca dari hal tersebut serta pengalaman pribadi di masa kanak, saya pun ingin anak lelaki saya, Renjana, merasakan hal yang sama. Saya ingin dia memiliki ingatan yang indah tentang masa kecilnya, memiliki kedekatan yang intim dengan ibunya. Karena itu sejak masih di dalam kandungan saya selalu mendongeng untuknya. Hingga kini.

mendengarkan dongeng bersama
mendengarkan dongeng bersama

Mendongeng adalah ritual yang wajib kami lakukan setiap hari. Dia tak akan mau tidur jika belum mendengarkan dongeng dan bernyanyi.

“Ibuk ceyita,” begitu tagihnya.

Saat dia sudah bersabda, maka saya harus gegas bercerita. Beragam kisah saya dongengkan, mulai dari dongeng “Ayam dan Kambing” warisan bapak, seluruh episode kancil, cerita rakyat, hingga dongeng dunia yang saya tahu.

Namun kadang saat kepala sedang penat dan penuh oleh pekerjaan, saya mendadak ngeblank dan tidak tau hendak bercerita apa tatkala Renjana meminta saya untuk mendongeng. Kalau sudah begini biasanya dia akan uring-uringan dan terus memaksa “ayo ibuuuk, ayoo ceyitaaa”. Endingnya saya terpancing emosi dan ikut-ikutan badmood. Suasana yang harusnya menjadi momen kedekatan antara ibu anak berubah menjadi nggak asyik.

Untungnya kini ada kartu So Good CERDIK yang sungguh membantu tugas mendongeng mamak-mamak pemalas dan sok sibuk macam saya ini.

Apa sih Storyboard So Good CERDIK itu?

Storyboard So Good CERDIK adalah buku digital berbasis aplikasi dengan memanfaatkan teknologi AR alias Augmented Reality. Dengan mengunduh aplikasi So Good CERDIK di playstore dan memindai kartu So Good CERDIK, kita bisa mendengarkan sekaligus menonton cerita dalam bentuk animasi. Jadi semacam buku dongeng digital, lengkap dengan gambar gerak dan musik latar, serta suara pendongeng yang tidak cempreng macam  suara saya.

Cara mendapatkan kartu So Good CERDIK ini sangatlah mudah. Kita bisa menemukannya di kemasan produk So Good siap masak ukuran 400 gram (Bakso, Nugget, Stick, Seafood, Shaped Nugget, Whole Muscle, Saussage).

Mendongeng Seru dengan So Good CERDIK

Saya benar-benar merasakan keseruan menggunakan aplikasi So Good CERDIK ini beberapa hari lalu. Kala itu Renjana tengah dilanda bosan akibat hujan yang turun tanpa henti sehingga dia tidak bisa beraktivitas di luar rumah. Sedangkan saya sibuk berkutat dengan pekerjaan yang hampir mencapai tenggat waktu. Bocah lelaki saya merasa terabaikan.

Supaya dia tidak merasa dicuekin dan makin bosan, saya ajaklah dia membangun tee-pee tent alias tenda Indian di sudut kamar. Pura-puranya kami hendak camping. Pada saat itu saya perkenalkan dia dengan storyboard So Good CERDIK ini. Baru melihat kartu-kartu yang terpasang di dalam frame saja dia sudah heboh “Ini apa ibuk?” tanyanya berulang-ulang. Saya pun harus menjelaskannya dengan sabar.

Renjana semakin tertarik saat saya mulai membuka aplikasi So Good CERDIK dan memindai kartu pertama, Umbo Larage. Dia begitu takjub melihat ponsel ibunya mengeluarkan suara merdu pendongeng lengkap dengan musik latar. Jika biasanya hanya didongengi tanpa melihat tampilan visual dongeng simboknya, kini dia bisa melihat dan membaca dongeng dengan segenap indranya, audio visual. Tentu saja dia riang bukan kepalang.

Memakai ikat kepala seperti Umbo Larage
Memakai ikat kepala seperti Umbo Larage
Mendengarkan dongeng sambil makan nugget bareng onyet
Mendengarkan dongeng sambil makan nugget bareng onyet

Saking sukanya dengan dongeng Umbo Larage, Renjana bahkan minta dibuatkan ikat kepala biar mirip dengan Umbo. Dia juga memperagakan gerakan silat yang dilakukan oleh Umbo dan ayahnya. Sayang ceritanya terpotong di tengah-tengah, sebab saya hanya memiliki kartu bagian pertama.

Kartu kedua adalah kisah tentang Chika dan Chiko. Kisah yang berdasar kejadian sehari-hari ini tak kalah serunya dengan Umbo Larage. Sebagai bocah pengagum ayam, tentu saja Renjana girang melihat Chiko yang memiliki peternakan ayam. Apalagi ayamnya juga berwarna putih, mirip Jagat, ayam kate milik Renjana.

Dari bocah yang tadinya bosan dan uring-uringan karena tidak bisa bermain di luar rumah, akhirnya Renjana menjadi gembira dan meminta cerita tersebut diulang-ulang. Acara camping berdua di dalam kamar pun sukses besar. Dan saat mood Renjana kembali ceria serta asyik bermain di dalam tenda, saya pun kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

So Good Cerdik, Sumber Inspirasi Ibu

Rupanya aplikasi So Good CERDIK tak hanya menyenangkan bagi bocah. Bagi ibu yang buta dunia gastronomi macam saya, aplikasi ini bisa menjadi sumber inspirasi. Hal ini dikarenakan di aplikasi So Good Cerdik terdapat aneka resep masakan yang mudah di buat dengan bahan utama produk So Good.

Jujur, selama ini saya taunya cara memasak dan memakan nugget itu ya cukup digoreng dan dicocol saos. Ternyata saya salah. Membaca kumpulan resep yang ada di aplikasi saya jadi tahu bahwa produk-produk So Good bisa diolah menjadi makanan yang beragam dan tentu saja memiliki tampilan menarik. Duh mboook, selama ini kamu kemana aja sih?

Saya jadi kepikiran kapan-kapan pengen ajakin Renjana buat belajar masak sederhana seperti yang ada di dalam resep. Membuat sandwich isi nugget misalnya. Tak ada salahnya kan mengajari anak laki-laki memasak?

***

Di tengah dunia yang pergerakannya sangat dinamis ini, saya perlu menyesuaikan segala hal dengan cepat dan tepat. Dulu mungkin saya bisa puas didongengi oleh bapak dengan kisah-kisahnya yang ajaib dan absurd. Tapi anak generasi sekarang mana bisa?

Terimakasih So Good CERDIK untuk cerita serunya
Terimakasih So Good CERDIK untuk cerita serunya

Keberadaan gadget membuat mereka mau tidak mau sudah berkenalan dengan barang-barang elektronik itu sedari dini. Karena itu yang bisa orangtua lakukan adalah menyelaraskan dan mengontrol penggunaannya. Gadget tak melulu berdampak buruk, justru banyak hal baik yang bisa didapatkan melalui gadget.

Memadukan dongeng dan gadget adalah hal yang sangat menarik. Keinginan anak untuk mengeksplorasi gadget bisa tersalurkan dan nilai-nilai positif dari dongeng pun mereka dapatkan. Bahkan, kedekatan anak dengan orang tua pun bisa tercipta di sela-sela mendengarkan cerita. Terimakasih So Good Cerdik untuk pengalamannya yang seru.

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

10 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *