Teruntuk Lelakiku, Renjana Suluh Arcapada

Jika ada rindu yang paling tabah, itu adalah milik ibu yang menanti kelahiranmu. Dan jika ada cinta pada pandangan pertama, itu adalah milik ibu yang sudah lebih dulu mencintaimu bahkan sebelum bertemu.

Selamat datang ke bumi manusia, lelakiku

Nak lanangku, ibu tak tahu apa yang membuatmu begitu terburu sehingga kau lahir mendahului waktu. Ya, usiamu baru 37 minggu dan kau sudah keluar dari rahim ibu. Apakah kau merasa rindu dan ingin segera bertemu? Padahal ibu masih sabar menunggu andaikata kau memilih untuk tinggal hingga 40 minggu. Kelak kau harus belajar bersabar, nak. Karena dengan berjalan terlalu cepat dan terburu-buru akan membuat kita melupakan keindahan dan hal-hal menarik di sekitar. Sesekali berjalanlah pelan, nikmatilah hidup.

Lahir mendahului waktu adalah pilihanmu dan ibu menyambutnya dengan bahagia meski sedikit terkejut. Semoga hingga kamu dewasa kelak ibu tetap bisa memahami dan menerima semua hal yang menjadi pilihan hidupmu, meski itu berbeda dengan kehendak ibu. Mungkin awalnya akan sulit. Namun ibu akan terus belajar untuk tidak menjadikanmu sebagai duplikat serta bayangan ibu melainkan membiarkanmu bertumbuh dengan caramu sendiri.

Nak lanangku, setelah berada di tempat ternyaman dan teraman, kini kau harus memasuki dunia yang baru, dunia kebalikan yang jauh berbeda. Tapi satu hal yang perlu kau tahu nak, ibu akan berusaha keras untuk memberikan kenyamanan dan keamanan yang kau perlukan, meski itu mungkin tak seperti maumu. Tak hanya berhenti sampai di situ. Ibu juga akan mengajarimu untuk menjadi kuat dan tangguh. Sehingga kelak saat ibu pergi, kau mampu mencipta semua rasa itu untukmu.

Renjana Suluh Arcapada, itulah nama yang kami sematkan untukmu. Di kala jalan terasa gelap dan semua menjadi begitu buruk, percayalah, selalu ada cinta yang menjadi suluh. Bahkan pendar cahayanya mampu menerangi seluruh bumi. Jika nama adalah doa, Renjana Suluh Arcapada adalah rawian mantra yang kami rapalkan untukmu. Kehadiranmu tidak hanya menebarkan cinta, namun juga menjadi penerang dan penunjuk arah bagi kami berdua. Engkaulah cinta yang menerangi semesta raya.

Nak, ingatkah kamu bahwa tepat di 35 hari usiamu jarimu terluka dan berdarah-darah. Kau menangis begitu kencang saat ibu mengoleskan obat untuk lukamu. Di usiamu yang begitu dini kau sudah merasakan luka yang cukup berarti. Itu baru luka di jari, nak. Kelak saat kau dewasa kau mungkin akan berhadapan dengan luka di hati yang jauh lebih pedih. Tapi ibu percaya kau pasti mampu melewati semuanya. Hidup tak akan melulu mudah, nak. Namun justru disitu kamu akan ditantang untuk melatih diri, melihat seberapa kuat dan seberapa tangguh kamu.

Nak lanangku, sebenarnya ada begitu banyak hal yang ingin ibu sampaikan padamu. Namun rasanya semua akan jauh lebih menarik jika ibu sampaikan padamu saat kita berkemah di gunung tinggi sembari menyesap secangkir coklat panas atau saat kita berbincang di atas hamock di tepi pantai dan melihat mentari yang mulai lindap. Semoga ketika saat itu tiba ibumu ini belum beranjak menua.

P.S
Jika tiba saatnya nanti, ibu ingin mengajakmu mencumbu Arcapada. Dan jika ibu mulai renta, ibu harap kelak kau yang akan menuntun langkah ini ke sana.

penuh cinta
ibumu

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 248

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *