Selamat Ulang Tahun, Renjana

Selamat ulang tahun, nang.

Hari ini usiamu genap dua. Tak terasa ya? Padahal dulu saat usiamu masih hitungan hari semuanya terasa berjalan begitu lambat dan pelan. 24 jam terasa menjadi hari yang sangat melelahkan untuk ibu. Dan akhir pekan adalah waktu yang paling dinanti, karena pada saat itu ibu bisa sedikit bernafas lega. Ada bapak yang gantian menjagamu.

Namun selepas 6 bulan semua menjadi bergerak lebih cepat. Kau mulai tengkurap, berguling, merangkak, berjalan, hingga bisa berlari. Kini ibu kerap merasa waktu berjalan begitu cepat. Hingga sepertinya tak banyak waktu yang ibu miliki untuk mengamati tiap detail perkembanganmu. Gantian ibu yang tertatih mengejarmu, belajar banyak hal darimu.

Dua tahun lalu, di tengah malam yang dingin usai hujan deras untuk pertama kali ibu mendengar suaramu. Tangisan lantang yang memecah keheningan malam. Tangisan yang membawa sukacita untuk banyak orang, terlebih untuk bapak dan ibu. Hingga kini kau pun masih sering menangis, entah karena perkara besar atau hal remeh temeh.

Jika menangis memang bisa meringankan dukamu, menangislah sepuasmu nak. Tapi setelah itu kau harus berdiri dan kebaskan semua debu di kaki. Jadilah kokoh.

Renjana, sejatinya ibu ingin menuliskan surat cinta yang panjang untukmu. Namun entah kenapa ibu mendadak gagu. Semua kata yang sudah ibu susun menguap begitu saja. Lenyap tanpa bekas. Namun tenang saja, nang. Meski deretan kalimat itu hilang, cinta ibu padamu tak akan lekang.

Terimakasih untuk dua tahun terbaik yang sudah kamu berikan pada ibu. Menjadi ibu darimu adalah anugerah terbesar sekaligus proses belajar tanpa henti. Melalui hadirmu ibu belajar banyak tentang kesabaran, tentang kerelaan, tentang mengampuni, tentang semangat pantang menyerah, tentang usaha tanpa henti, hingga tentang mengasihi tanpa batas.

Terimakasih telah menjadi cinta yang terus membesar dalam hidup ini. Terimakasih telah menjadi pijar cahaya yang menerangi saat semua terasa begitu gelap serta memberi percikan hangat tatkala semuanya baik-baik saja. Teruslah benderang cahaya cintaku, semesta kecilku.

Renjana, tak banyak yang bisa ibu berikan padamu. Yang ibu miliki hanyalah cinta serta untaian doa yang tak sempurna. Namun ibu tahu, ada DIA yang akan menyempurnakannya untukmu.

Tumbuhlah dengan baik, lelaki kecilku. Doa ibu semoga kau tumbuh menjadi pria yang bijak dan bertanggungjawab.

Oya, ada satu hal penting yang ingin ibu beri tahu. Mungkin saat sudah besar kelak kau akan bertanya-tanya, mengapa tak ada sedikitpun nama bapak atau ibu yang tersemat dalam namamu seperti nama kebanyakan kawan sepermainanmu. Itu semua kami lakukan karena kami ingin kau tumbuh menjadi dirimu sendiri, lepas dari bayang-bayang kami sebagai orangtuamu.

Semua yang kami kenalkankan padamu saat ini bukanlah harga mati yang harus kau turuti. Besar kelak jalanilah pilihan hidupmu sendiri dengan gagah berani. Jangan pernah takut untuk menjadi berbeda karena benar. Menjadi antitesis dari segala standar yang dipatok oleh publik bukanlah kekejian. Dan ibu akan selalu belajar untuk memahami tiap keputusanmu.

Renjana Suluh Arcapada, buah hatiku

Sekali lagi ibu ucapkan selamat menapaki usia baru. Doa kami ada di nadimu.

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

14 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *