Surat Cinta Untuk Stiletto Book

Dear, Stiletto Book.

Hey hello! Salam kenal Stillo. Kenalin dulu dong, aku Elisabeth Murni biasa dipanggil Sash. Cewek yang ngakunya kece dan pemilik blog yang tak kalah kecenya berjudul RanselHitam(hahaha, narsis dikit boleh kan ya?). Aku suka jalan-jalan dan bertualang. Aku juga suka baca, apalagi jika buku-buku petualangan, catatan ekspedisi, maupun travelogue. Kenapa aku harus menuliskan hal ini? Karena ini semua berhubungan denganmu.

Aku pertama kali mendengar namamu sekitar 2 tahun lalu. Kala itu bersama beberapa kawan aku mengunjungi pameran buku di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama. Saat itu di jadwal kulihat ada acara talkshow buku A Cup of Tea oleh Stilleto Book yang katanya khusus nerbitin buku-buku cewek.

Hellooo? Buku-buku cewek? Ah dalam bayanganku kala itu pasti buku menye-menye. Novel-novel chicklit yang melulu berkisah soal percintaan. Aku yang terbiasa membaca cerita-cerita petualangan di alam bebas, perjalanan sendirian ke negara-negara asing, maupun kisah-kisah yang penuh keberanian jelas saja nggak bakalan suka. Ya, kala itu aku langsung memutuskan tidak suka denganmu tanpa lebih dulu berusaha mengenalmu. Bodoh ya aku? Hehe.

Kemudian memasuki awal tahun 2014, aku yang sedang galau dan dipusingkan dengan rencana pernikahan mendadak melihat tagar #PreWedRush bersliweran di lini masa. Wuih, apaan tuh? Pikirku. Lantas aku pun mengklik tagar itu dan menjadi tau bahwa Pre Wedding Rush adalah buku baru yang ditulis Mbak Okke Sepatumerah. Hmmm, sepertinya menarik untuk ku baca sebelum nikah nih.

Klik sana, klik sini, akupun akhirnya berhenti di website Stiletto Book yang menjadi penerbit novel Pre Wedding Rush. Niat awalnya sih hanya ingin membeli buku itu, namun melihat harga-harga yang sedang diskon kontan saja aku kalap. Aku pun memasukkan Dear Friend With Love dan Ladies Journey dalam keranjang belanjaan.

Alasan aku memilih Dear Friend With Love adalah aku sudah mengikuti tulisan itu sejak masih di blog dan dibiarkan menggantung. Terang saja aku penasaran endingnya. Sedangkan alasan memilih Ladies Journey tentu saja karena judulnya yang lumayan provokatif bagi bocah yang suka jalan seperti aku. Tapi saat transfer aku melakukan kesalahan bodoh. Jumlah yang aku transfer kurang, hingga akhirnya aku memilih 1 buku lagi berjudul Girl Talk untuk memudahkan dalam proses pembayaran kedua.

Saat buku-buku itu sampai di rumah aku tak sabar untuk membacanya. Tentu saja aku mulai dari Pre Wedding Rush. Buku itu berhasil membongkar kotak kenangan yang sudah kututup rapat-rapat. Mendadak aku merasa menjadi Menina. Lantas aku teringat kisah cinta lokasi saat menjadi relawan gempa dulu. Fiuuuh, untung si mas mantan sudah menikah lebih dulu sehingga tidak mungkin muncul sosok seperti Lanang sebelum aku menikah besok. Aku suka, sangat suka dengan buku ini.

Kemudian kulanjutkan membaca Dear Friend With Love. Aaaaak, aku terharu saat tau namaku disebut Mbak Nurilla Iryani di lembar terimakasih. Hihihihi, dulu aku, Fawaizzah, dan Mesha memang loyal reader blog Mbak @nyiell. Girl Talk milik Mbak Lala Purwono juga tak kalah bagusnya. Meski aku pernah baca versi blognya, versi buku tetap memikat. Banyak problematika cewek disajikan dengan gaya yang asyik. Tiga buku itu kuhabiskan dalam waktu semalam.

Lantas yang terakhir, Ladies Journey, buku itu menemani perjalananku keliling Jogja selama seminggu. Buku itu kubaca berulang-ulang di mobil, di hotel, hingga di tepi pantai. Usai membaca semua buku-buku terbitan Stiletto Book mendadak aku merasa malu. Iya, malu. Malu kenapa dulu sudah underestimate dengan Stiletto. Padahal buku-buku Stiletto asyik-asyik.

img_20140203_170102
Oppz, ada Medusa baca Girl Talk hihihi (foto diperankan oleh model haha)
img_8148
Bersama Ladies Journey menanti senja
img_20140203_170223
My Stiletto Books

Aku baru sadar, sepreman apapun cewek, segahar apapun cewek, dia pasti punya sisi feminin yang kuat. Meski biasa memakai sandal gunung, dalam hati cewek tetep ada keinginan suatu saat bisa mengenakan stiletto yang manis di kakinya. Meski aku ngaku-ngaku suka bertualang dan lebih suka buku-buku yang ceritanya macho, ternyata aku juga bisa larut dalam kisah-kisah manis yang diterbitkan oleh Stiletto. Ternyata benar, girls is always a girl.

Jadi Stiletto, mulai sekarang aku nggak akan underestimate sama kamu lagi. Aku sudah jatuh cinta sama kamu. Tetep nerbitin buku-buku yang cihuy ya. Oya, kalo bisa nerbitin buku petualangan ala cewek dong. Atau harus nunggu aku ngirim naskah ke kamu dulu nih biar nerbitin buku model gituan? Hihihihi. Sukses terus ya Stiletto. God bless you!

Salam dari penggemar barumu

Elisabeth Murni
[email protected]

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

10 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *