Keliling Gumuk Pasir Barchan Bersama Wisata Jip Parangtritis

Butiran pasir berterbangan ke segala arah. Bukan semata karena terpaan angin pesisir yang tanpa henti, melainkan akibat gilasan roda-roda jip yang melaju kencang. Setelah melewati hamparan gumuk pasir, jip menerobos pepohonan dengan batang meliuk-liuk dan cabang yang rendah. Tak berapa lama wisata jip kembali ke padang pasir, melewati turunan yang berkelok dan tanjakan curam, membuat kendaraan seperti melompat dan bergoncang hebat. Bukannya ketakutan, Renjana justru berteriak girang.

 “Kamis selo gak mbak? Aku lagi ngrintis wisata jip di gumuk pasir”, begitulah bunyi pesan yang mendarat di ponsel saya. Mendengar kata “wisata jip” dan “gumuk pasir” tentu saja membuat saya bersemangat.

Tak peduli dengan naskah separuh jadi yang sudah mendekati tenggat dan editor yang terus menagih, saya malah memilih untuk mengiyakan ajakan Hendra, untuk bergabung dengannya. Menjajal wisata jip melintasi kawasan gumuk pasir barchan di kawasan pesisir selatan Jogja jauh lebih menarik dibandingkan dengan tenggelam dalam lautan kata.

Akhirnya pada siang yang lumayan mendung, saya, Renjana, dan Aji LagiLibur.com sudah duduk manis di mobil Hendra. Beramai-ramai kami meluncur ke kawasan Parangtritis. Untuk perjalanan kali ini saya sangat excited, mengingat ini adalah kali pertama saya kembali ke kawasan Parangtritis setelah menikah 4 tahun lalu, juga menjadi kali pertama Renjana mengunjunginya.

Berbeda dengan hari biasanya di mana langit membiru, kali ini langit justru sedikit kelabu. Saya sedikit cemas memikirkan andai hujan mendadak turun, maklum ada bocah yang saya bawa. Untungnya awan masih kuat membopong butiran air di perutnya dan tidak gegas berubah menjadi mesin penenun hujan. Sembari menunggu kawan-kawan media menyelesaikan persiapannya, saya asyik ngobrol dengan Aji di bawah pohon cemara laut, sambil sesekali berteriak memanggil bocah yang lari entah ke mana.

Lantas yang ditunggu-tunggu tiba. Deretan jeep mulai menyalakan mesinnya. Satu persatu dari kami dipersilakan untuk naik. Saya dan Aji naik jeep yang sama, sebuah jeep berwarna merah menyala, warna yang kontras dengan lautan pasir dan hamparan awan. Yes! Sebagai pencinta warna merah terang saja saya gembira. Alasannya satu, di foto bakal kelihatan gonjreng euy.

Gumuk Pasir Barchan, Fenomena Geologi di Pesisir Selatan Jogja

Selain karena garis pantainya yang panjang dan senjanya yang indah, kawasan Parangtritis juga dikenal dengan keberadaan sand dune alias gumuk pasir. Mengingat Indonesia adalah negara beriklim tropis basah, keberadaan hamparan pasir yang menyerupai gurun mini memang cukup menarik.

Menurut catatan geologi, gugusan gumuk pasir ini terbentuk akibat material vulkanik merapi yang terbawa aliran sungai hingga ke pesisir selatan. Endapan material tersebut kemudian terbawa angin laut yang kencang sehingga kembali ke daratan dan membentuk gumuk pasir. Kawasan ini disebut gumuk pasir barchan karena tipe bentukan bukit pasir yang terbentuk menyerupai bulan sabit (barchan).

Dulu, selain menajadi laboratorium alam, potensi gumuk pasir ini dibiarkan terbengkalai. Paling-paling kawasan ini dijadikan lokasi shooting film, pembuatan video klip, hingga pemotretan model maupun prewed. Lantas tahun-tahun terakhir mulai populer atraksi sand boarding alias berselancar di atas hamparan gumuk pasir.

Saat sosial media khususnya instagram semakin marak, Gumuk Pasir Parangtritis ini pun menjadi salah satu lokasi selfi yang hits. Apalagi dengan ditambahnya aneka bagunan semi permanen dan properti foto. Padahal sih menurut saya justru lebih baik jika kawasan ini dibiarkan alami saja.

Baca: 7 Tempat Wisata Baru di Jogja yang Seru Abis

Wisata Jip Parangtritis, Alternatif Terbaik untuk Mengelilingi Gumuk Pasir

Banyak orang mengira bahwa yang disebut gumuk pasir hanyalah gundukan-gundukan pasir di tak jauh dari Parantritis dan Parangkusumu. Padahal itu baru sebagian kecil. Sejatinya kawasan Gumuk Pasir Barchan ini sangatlah luas, bahkan membentang hingga pantai di kawasan Kulonprogo.

Jika teman-teman ingin mengetahui sebagian kecil dari kawasan ini, maka mengikuti wisata jip adalah pilihan yang paling tepat. Wisata jip Parangtritis ini memang belum sepopuler jeep lava tour di Merapi, karena baru saja dimulai tahun 2017 silam. Meski begitu wisata ini tidaklah mengecewakan.

Seperti yang saya alami pada sore itu. Setelah semua naik ke atas jeep, kendaraan pun mulai melaju pelan melewati jalan biasa, kemudian berbelok masuk ke kawasan padang pasir. Sebagai pembuka kami langsung disambut genangan air yang membentuk seperti rawa-rawa. Bukannya berjalan pelan, jip justru mempercepat lajunya dan membuat air menciprat kemana-mana. Sambutan pertama yang sangat meriah.

Lantas trek demi trek kami lalui, mulai dari naik turun bukit pasir, menerobos celah-celah pepohonan berdahan rendah, hingga melaju di antara semak belukar. Awalnya saya kira naik jeep menyusuri kawasan berpasir sensasinya pasti akan biasa saja. Namun prediksi saya justru terpatahkan. Ini adalah pengalaman yang sangat seru. Mobil meliuk, berbelok, dan naik turun dengan lincahnya, membuat adrenalin ikut naik. Untuk kali ini saya ikut berteriak “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa”.

Baca: Menyusuri Shiva Plateau, Jejak Lampau yang Terus Memukau

Berhubung medan full pasir dengan tekstur naik turun, maka sopir harus benar-benar waspada. Sopir jip yang saya tumpangi berujar bahwa untuk mengendarai jip di medan seperti ini harus full menggunakan 4×4. Jika tidak, roda-roda jeep akan mudah terselip pasir dan tidak bisa bergerak.

Sejumlah mobil jip menerobos lorong pepohonan di Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta (pic by: Hendra)
Sejumlah wisatawan berkeliling gumuk pasir menaiki jip di Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta (Pic by Hendra)

Di bentangan padang pasir dan tanaman endemiknya yang khas ini semuanya terlihat sama. Karena itu supaya kendaraan yang masuk ke kawasan ini tidak tau arah jalan pulang tersesat dibuatlah penanda di sepanjang jalan berupa pita yang diikatkan pada batang-batang pohon. Itu adalah penunjuk jalan yang harus diikuti supaya bisa keluar dari kawasan ini. Aih, mendadak saya merasa menjadi anak pramuka yang sedang mencari jejak.

Sebagai pamungkas dari wisata keliling Gumuk Pasir Barchan, kendaraan kami melaju menyusuri garis pantai Depok, Parangkusumo, hingga Parangtritis. Lagi-lagi ini adalah pengalaman yang berbeda. Jika biasanya saya hanya berlari-lari kecil atau naik bendi dan kuda, kali ini saya berdiri di atas mobil jip ditemani kesiur angin pantai.

Tepat sesaat sebelum senja ruyup dan mentari mengecup kening cakarawala, kami tiba di salah satu spot ikonik yakni air terjun Parangtritis. Bersama gemericik air terjun, debur ombak, dan semilir angin, saya dan kawan-kawan menikmati orchestra senja yang paripurna. Sungguh perjalanan yang menarik hati.

Paket Wisata Jip Parangtritis

Jika kawan-kawan tertarik untuk mengikuti paket wisata mengelilingi gumuk pasir barchans menggunakan jip wisata, kawan-kawan bisa langsung menghubungi pengelola melalui akun instagram resmi mereka @wisatajipparangtritis. Untuk nara hubung bisa mengontak Hendra (08121856900) Ika (085791887469) dan  Fendi (08562546799).

Jip Wisata Parantritis menawarkan paket wisata yang beragam mulai dari rute pendek, medium, hingga panjang. Jika ada wisatawan yang memiliki permintaan khusus bisa dikomunikasikan dengan pihak pengelola. Begitu juga jika datang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan wisata ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat sekitar Parangtritis.

Pic by Aji

Jadi kapan nih mau nyobain wisata memakai jip keliling gumuk pasir?

Elisabeth Murni
Elisabeth Murni

Ibu Renjana | Buruh partikelir paruh waktu | Sesekali bepergian dan bertualang.

Articles: 247

11 Comments

  1. Seandainya waktu itu aku bisa ? aku juga ngerasain sensasinya digoncang di pasir². Ini kayak di Dubai naik jeep di padang pasir ??

    Skrg ga cuma main papan aja tp bisa naik jeep sambil keliling di Gumuk . Ah Nanti aku ajak bapak ibu ah ke sini ?

    • Iyaaaa, kalo dulu Lidia bisa ikut mesti lebih rame. Sebenarnya trek Merapi kan juga pasir, tapi banyak lewat jalan biasanya. Nah kalo di Parangtritis ini nyaris full pasir jadi seru lah. Oya, jangan lupa bawa kacamata.

  2. Waaa tetep ya alasannya biar dipoto kelihatan gonjreng :’D
    Rutenya masuk pantai juga to mba? berarti waktu terbaik buat nyicip jip ini tetep sore yaa? biar dapet bonus senja Parangtritis yang sudah lama tak kulihat 🙁

    • Nyiahahahaha, biasalah mamak. Makanya koleksi bajunya merah semua.
      Tergantung mau pilih rute yang mana, mbak. Ada yang masuk pantai, ad ayang naik sampai landasan paralayang. Tapi kalau masuk pantai semang serunya sore sih biar ngepasin sunset.

  3. cantik sekali gumuk pasir, aku belum kesampean ke sini.
    tp artikelmu bener2 memberi inspirasi buat coba naik jip di sana. asyik!

    terima kasih infonya mbak, keep sharing 🙂

  4. Seingat penjelasan dosen geomorfologi saya, gumuk pasir di situ itu satu-satunya gumuk pasir di Asia Tenggara. Entah ya, Perhutani malah bikin penghijauan di area itu, juga munculnya bangunan di antara gumuk pasir dan laut, jadinya ya satu-satunya energi yang mendistribusikan pasir, yaitu angin dari pantai menjadi terhalang secara drastis. Coba deh tengok bentukan-bentukan gumuk pasir sekarang yang sudah tidak sekece jamanya Agnes Mo syuting di situ. 😀
    Bisa-bisa gumuk pasirnya beberapa tahun mendatang jadi rata….trus berasa kayak di bromo..ahahaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *